Title: Love Is
Complicated ~part 1
Main Cast: -Park
Hyunna (Imaginary Cast)
-Lee
Taemin (SHINee)
-Cho
Kyuhyun (Super Junior)
-Song
Hye In (Imaginary Cast)
Genre: Romantic
Ini fanfiction pertama gue. Sebenernya nih FF udah lama
ngedekem di laptop tapi baru sekarang gue publish. Banyak banget
kekurangannya –gue menyadari hal itu. Jadi
maaf aja nih kalo rada geje.
Karena gue sebelumnya udah pernah baca beratus-ratus FF
milik orang lain di beberapa sumber, jadi gue rada minder mau publish ni FF,
yang kagak tau deh bagus apa enggaknya wkwkwk ya udah deh happy reading^^
***
“Aku tidak tahu apa itu, tapi
rasa itu muncul secara tiba-tiba. Kau muncul dengan ketidaksengajaan. Tetapi
saat kau tersenyum, hatiku tak berbohong bahwa aku ingin selalu bersamamu walaupun
aku tidak tahu apa arti dari semua ini.”
Park Hyunna POV
“Waaaah lihat Hye In! Mereka akan tampil!” aku menarik Hye
In agar mendekat kearah TV yang sedang ku tonton. Disana sedang disiarkan acara
MUSIC BANK yang sedang menampilkan Boyband kesayanganku. Yaaak itu adalah 2PM!
Aku sudah menyukai mereka sejak mereka debut.
“Kau tak perlu menarikku seperti itu Hyun Na-ah!” Hye In
mencoba melepaskan tangannya yang kutarik secara paksa.
“Mianhe hehe” aku hanya menjawabnya dengan cengiran khas ku.
Aku kembali focus ke arah TV.
“Hyun Na, apakah appa mu sudah mengizinkan kau untuk
audisi?” aku langsung berbalik manghadap Hye In disampingku.
“Ne, akhirnya appa mengizinkan ku untuk audisi besok.
Sepertinya dia mulai menyadari aura kebintanganku” Jawabku narsis.
[FLASHBACK]
“Appa, audisinya akan dimulai besok dan aku ingin mengikuti
audisi itu.” Aku menunjukan ekspresi memohon yang aku harap membuat appa
mengizinkanku mengikuti audisi itu.
SME membuka audisi untuk menjadi trainee mereka. Tentu saja
aku antusias mendengarnya. Selama ini aku sudah belajar banyak teknik menyanyi
dari guru seniku disekolah, selain itu aku juga ikut klub dance di dekat rumah.
Yah mungkin tidak bisa disebut ahli tetapi kan ini mungkin cukup untuk modalku
untuk ikut audisi.
“Tapi Hyun Na, buat apa kau menjadi artis idola? Appa dan
eomma telah mendidik kamu dan eonnie mu untuk menjadi penerus perusahaan appa
ini. Apa kau tega membiarkan eonnie bekerja sendirian di perusahaan ini?” Appa masih
tetap pada pendiriannya melarangku menjadi seorang artis. Appa memang mewanti-wanti
aku dan eoonieku- Park Shyn He- dari
kecil untuk menjadi penerus perusahaannya yang terbilang sukses itu.
“Eomma, jjebal. Biarkan aku menjadi seorang idola. Eomma
tahu kan dari kecil aku sudah menyukai dunia entertainment. Ayolaaaah appa
eomma sekali ini saja izinkan aku menggapai mimpiku. Tentang perusahaan
kan ada eonnie. Appa tahu kan aku memang
tidak pernah mengerti tentang dunia bisnis ?” aku mencoba membujuk eomma juga.
Aku tetap pada pendirianku untuk menjadi seorang artis.
“Ya eomma, Appa, biarkan saja Hyun Na mengikuti audisi itu.
Toh dia juga belum tentu diterima.” Eonnie mencoba membelaku , yah walaupun
kata terakhirnya itu mebuatku takut juga.
“Apa kau yakin dengan keputusanmu itu?” eomma yang sedari
tadi diam sekarang membuka mulutnya juga.
“Tentu saja eomma. Aku tidak pernah seyakin ini dalam
hidupku. Aku kan sudah belajar menyanyi bersama Hye In dan aku mengikuti klub
dance sepulang sekolah.” Aku terus membujuk kedua orang tuaku.
“Apakah Hye In juga mengikuti audisi besok?” eomma bertanya
ragu. Hye In adalah sahabatku sejak kecil, sehingga orang tuaku sangat
mengenalnya dengan baik begitu pula aku dengan orang tuanya. Hye In adalah anak
anak tunggal jadi tidak mungkin ia diizinkan untuk mengikuti audisi besok. Dia
pasti disuruh kuliah dan belajar dengan tekun untuk meneruskan perusahaan orang
tuanya. Untung saja aku punya eonnie hehe
“Aniyo, dia kan harus melanjutkan kuliah.” Jawabku.
“Lah Hye In saja menurut disuruh kuliah dan meneruskan
perusahaan appanya, kenapa kau tidak?” oops, appa menggunakan Hye In sebagai
senjata mencegah tekadku.
“Appa kan tahu dia anak tunggal, kan aku ada eonnie. Aku
janji appa aku akan berjuang dan menjadi artis yang terkenal. Ayolaaaaah appa”
aku mulai merajuk kembali pada appa.
“Ya sudah, appa tahu appa akan kalah kalau bersaing dengan
anak appa yang manja ini. Tapi kau harus membuat kesepakatan dengan appa, jika
kau diterima diaudisi itu maka kau boleh meneruskannya tapi jika kau gagal maka
kau harus menuruti perintah appa tanpa terkecuali.” Appa menyodorkan tangannya
tanda dikukuhkannya kesepakatan yang ia buat.
“DEAL! Doakan aku ya appa, eomma, eonnie” aku langsung
menjabat tangan appa dan mencium pipinya. Lalu aku memeluk eomma dan eonnie
bergantian. Aku langsung berlari ke kamar dan melompat-lompat kegirangan. Aku
sudah tidak sabar untuk besok.
[FLASHBACK END]
“Yaaak! Kenapa kau melamun begitu Hyun Na? Kau membuatku
takut” Hye In menutup mukanya dengan bantal dan menjauhiku.
“HYE IN!! DOAKAN AKU
UNTUK AUDISI BESOOOOOKKKKK!!!” Aku berteriak sekeras-kerasnya dan Hye In
mendorongku sampai terjatuh dari sofa.
“YAAAA!!! Kenapa kau berteriak seperti itu? Hyun Na pabo!
Memangnya jam berapa audisinya dimulai?”
“Hehe mianhe, hm yang aku tahu sesudah jam makan siang. “
aku mengeluarkan formulir pendaftaran yang kusimpan di tas ranselku.
“Apa eonnie atau eomma mu pergi bersamamu?”
“Ani. Eonnie tidak bisa menemaniku karena besok ada meeting
dikantornya, sedangkan eomma menjenguk paman di Busan. Apa kau mau menemaniku ke sana? Ayolah Hye
In-ah” aku mengeluarkan jurus puppy eyes ku kepadanya. Biasanya dia akan luluh
kalau aku seperti itu^^
“Aaah mianhe Hyun Na-ah, besok aku harus mengurus
administrasi kuliahku. Besok adalah hari terakhir. Aku benar-benar minta maaf
Hyun Na karena tidak bisa menemanimu disana.” Hye In menatapku dengan pandangan
bersalah. Aku jadi sedih melihatnya.
“Tidak apa-apa Hye In-ah. Aku kira kau bisa menemaniku
kesana, tapi kalau kau benar-benar tak bisa yasudah tak masalah. Toh aku juga
sudah besar dan berani hehe. Doakan aku saja supaya lolos ya”
“Tentu saja. Kau adalah sahabatku sejak kecil, pasti akan
kudoakan yang terbaik untukmu. Hwaiting Park Hyun Na!” Hye In memelukku dengan
erat. Betapa bahagianya mempunyai sahabat seperti dia.
“Gomawo Hye In.” aku meneteskan air mata haru.
“Uljimma. Kau harus lolos dan mejadi artis yang terkenal
supaya kau bisa berkenalan dengan WooYoung oppa mu itu.” Hye In malah
menggodaku dengan idola favoritku itu, Wooyoung 2PM.
“Ya! Tentu saja aku akan lolos dan berkenalan dengan
wooyoung oppa, lihat saja nanti pasti kau iri karena nanti aku akan sangat
dekat dengan Junho oppa, huahaha” Hye In
menimpuk ku dengan bantal.
“Aku takkan rela kalau kau merebut Junho oppa dariku. Dia
akan selalu selamanya untukku.” Hye In mulai melantur. Dia mengidolakan Junho
2PM. Kami memang seorang Hottest –nama fans 2PM.
“Kalau kau tak mau aku merebut Junho oppa,kenapa kau tak
ikut audisi denganku. Apabila kita sama-sama lolos, kau juga bisa berkenalan
dengan Junho oppamu itu.” Aku melihat ke TV dan sekarang Mubank sedang menampilkan
2PM yang menyanyikan lagu Hands Up.
“Appa takkan mengizinkan ku ikut. Aku harus kuliah dan
meneruskan perusahaan appa.” Kulihat Hye In dengan tatapan iba.
“YA!! Tak usah mengasihani ku seperti itu. Lagipula aku
memang tidak tertarik pada dunia entertainment. Aku kan tidak bisa menyanyi dan
menari. Sudahlah, kalau kau nanti jadi artis terkenal dan bertemu 2PM tolong
sampaikan salamku pada Junho oppa yaaa” Hye In mengerling jenaka padaku.
“Hahahaha makanya kau harus mendoakan ku supaya lolos
audisi.”
“Pasti!” aku merangkul Hye In
dan mulai berjingkrak-jingkrak mengikuti alunan lagu Hands Up di televisi.
Keesokan harinya…
Cho Kyuhun POV
Hari ini kami tidak ada jadwal. Kulihat para hyungku masih
tertidur di kamar mereka. Walaupun jam sudah menunjukan pukul 11 siang tetapi
kurasa mereka masih lelah karena kami baru pulang ke dorm pukul 5 pagi! Yaah begitulah resiko menjadi artis.
“Hey Kyuhyun! Kau sudah bangun ternyata” ada yang menepuk
pundakku dari belakang. Aku langsung melompat dan berbalik kebelakang.
“YAA! Kau mengagetkanku saja” aku mengusap dada saking
kagetnya. Kulihat Eunhyuk menertawaiku dengan puasnya.
“HAHAHA kau sih berdiri mematung didepan pintu toilet. Aku
kan sudah tidak tahan”
“oh,mianhe. Aku masih mengantuk tadi” aku menyingkir ke
samping agar Eunhyuk bisa masuk ke toilet.
“Bukankah kau diminta ke kantor sesudah jam makan siang oleh manager hyung?” kata Eunhyuk sebelum dia
memasuki toilet.
“oh ya aku hampir lupa. Gomawo sudah mengingatkanku.” Hampir
saja aku lupa bahwa hari ini manager kami meminta ku datang ke kantor sesudah
makan siang.
“Untuk rasa terimakasihmu kepadaku karena mengingatkanmu
tadi, tolong belikan pizza saat kau pulang ya.” Eunhyuk menatapku memelas.
“YA! Kenapa kau tidak pesan melalui telepon saja? Bukankah
lebih praktis?” saranku. Eunhyuk memutar bola matanya.
“karena aku tidak punya uang. Ayolah evil maknae, kali ini
kau harus berubah menjadi angel. Belikan aku pizza atau kau mau aku
menyembunyikan PSPmu didalam kaus kakiku?” ancam Eunhyuk. Dasar monyet sialan. Aku
mendengus kesal.
“Iyaaakkss, kau sangat jorok Hyuk Jae! Ya ya nanti aku akan
belikan 1 kotak pizza untukmu, tapi jangan menodai PSP ku dengan kaus kaki mu
itu.” Aku bergidik ngeri membayangkan kaus kaki eunhyuk yang terkenal sangat
bau menodai PSP ku.
“Ya jangan 1 kotak kyuhyun! Kau pikir yang tinggal disini
hanya Hyukkie. Kami juga mau.” Tiba-tiba Sungmin dan Donghae sudah berada di belakangku.
“Kau harus membelikan kami pizza malam ini. Anggap saja
permintaan maafmu karena kau selalu iseng dan jail kepada kami. Lagipula tidak
setiap hari kan kau mentraktir kami.” Donghae memperpanas keadaan.
“OK! Akan aku belikan pizza malam ini.” Aku menunduk pasrah
disudutkan begitu.
“Hahaha akhirnya King Of Evil kalah juga.” Heecul yang baru
keluar dari kamarnya tertawa puas melihatku disudutkan begitu.
“Ya! Tertawalah sampai puas Cinderella” aku mendengus kesal.
Park Hyunna POV
Kulirik jam tangan karet yang melingkar di tanganku,
11.25am. Masih 1 jam lagi audisi dimulai. Aku memarkirkan mobilku di depan café
dekat kantor SME. Berhubung aku lapar maka aku pikir ide yang bagus untuk
menunggu audisi dimulai dengan menyantap sesuatu yang enak di café tersebut. Aku
memilih tempat duduk agak pojok dekat jendela. Suasana café yang tidak terlalu
ramai walaupun ini adalah jam makan siang membuat café ini sangat tenang. Seorang
pelayan memberikan buku menu padaku. Aku memesan vanilla late coffee
kesukaanku. Kuharap vanilla late akan membuat moodku lebih baik lagi hari ini.
Put your hands up… put
your hands up…putputputput…
Song Hye In calling..
“Yoboseyo.” Sapaku.
“Yoboseyo, ya Hyun Na-ah bagaimana? Audisinya sudah
dimulaikah?” Tanya Hye In.
“Masih satu jam lagi audisinya dimulai. dan aku sangat tidak
suka menunggu.” Aku mendesah kecil.
“Jjinja? Kau akan menunggu selama itu? Tidak biasanya kau
mau menunggu.” Hye In terdengar tidak percaya.
“Aku hanya tidak mau terlambat. Lebih baik menunggu daripada
terlambat, kan?” aku menyeruput vanilla late-ku perlahan.
“Ooo araso. Pertahankan sikapmu itu. Berubah menjadi lebih
dewasa itu bagus.” Aku hanya menganggukan kepalaku tanda setuju walaupun Hye In
takkan melihatnya.
“hmm, kau masih di kampusmu Hye In-ah?” tanyaku sambil
mengeluarkan kertas lirik lagu ‘I am The
Best’ milik 2ne1 yang akan ku nyanyikan saat audisi nanti.
“Ne. Urusan administrasi ini sangat membuatku pusing. Banyak
data yang harus ku koreksi kembali. Aku bahkan belum makan siang.” Nada bicara
Hye in sangat menyiratkan kefrustasiannya.
“Ah, mianhe. Aku tidak bisa menemanimu. Aku tidak bisa
membayangkan bagaimana lelahnya harus mengurus data-data itu sendirian. Kau
tidak boleh terlalu lelah Hye In-ah, kau harus beristirahat sebentar. Dan
jangan sampai lupa makan Hye In, aku tidak mau kalau sahabat baikku ini sampai
jatuh sakit.” Tedengar tawa Hye In disebrang sana.
“Tak apa Hyun Na-ah.
Aku yang seharusnya meminta maaf karena tidak bisa menemanimu hari ini. Aku
hanya bisa mendoakan mu agar kau lolos audisi. Aku akan meminta ijin untuk
makan siang sekarang jadi kau tak perlu mengkhawatirkanku. Apa kau sudah makan
siang?” Tanya Hye In
“Gomawo Hye In-ah. Doa dan dukunganmu sangat berharga
untukku kkk~. Hmm, aku sudah makan tadi.”
“Kalo begitu baiklah, Hyun Na-ah lebih baik sekarang kau
bersiap-siap. Yaa FIGHTING!” Hye In memberiku semangat.
“Fighting! Kkkk~ kalau begitu aku tutup sekarang telefonnya”
aku pun memutus hubungan telefon tersebut. Aku membaca lirik lagu ‘I am The
Best’ sekali lagi. Aku kembali berlatih
menyanyikannya pelan-pelan.
BRUKKK
“Aww…” terdengar suara sesuatu jatuh ke lantai disusul
teriakan seorang namja. Aku mengedarkan pandangan ke sekitar untuk melihat
sumber teriakan tadi. Tiba-tiba ada yang berdiri di sebelahku, ternyata yang
jatuh tadi adalah tubuhnya, sepertinya terpeleset. Saat aku memperhatikannya
dengan lekat, aku terperangah. Tinggi,
tampan, imut, dan keren. Itulah kesan pertama yang ada di benakku saat aku
melihat namja itu.
“Gwenchanayo?”
tanyaku setelah membantunya duduk di kursi. Dia mengangkat kepalanya. Diam.
“Gwenchana?” tanyaku lagi. Kali ini dia membuka mulutnya
untuk menjawab.
“A.. aku baik-baik saja, kkk..kamsahamnida agasshi. Maaf
mengganggumu..” jawabnya terbata. Dia menundukkan kepalanya.
“Aniyo, sudah seharusnya aku membantumu.” Jawabku tulus.
“kkk~ omo hmm annyeonghaseyo, choneun Lee Taemin imnida.
Tadi saat aku mau menuju meja sebelah tiba-tiba aku jatuh tepat disebelahmu
kkk~ memalukan sekali. Sekali lagi maaf.” Dia tersenyum kepadaku. Mwo… aku
langsung terpaku diam saat dia tersenyum, tampannya
namja ini, pikirku.
“oh ha? Oh yee annyeonghaseyo Park Hyunna imnida. Ah tidak
apa-apa, lagipula sekarang aku punya teman duduk disini kkk~.” Dia tersenyum
lagi mendengar jawabanku. Setelah beberapa saat terdiam akhirnya dia memanggil
pelayan dan memesan capucchino.
“kau sendirian disini Hyunna-ssi? Kukira kau sedang menunggu
seseorang kkk~ chogi, apa yang sedang kau lakukan disini sendirian? Kalau boleh
aku tahu “ tanyanya. Dia tersenyum dan menatapku langsung. Aku tersipu
diperlakukan seperti itu. Semoga dia tidak melihat mukaku yang sepertinya sudah
berubah menjadi merah sekarang kkkk~
“ne, aku hanya sendiri disini. Aku akan mengikuti audisi SME
hari ini, berhubung tidak ada yang bisa menemaniku jadi aku datang sendirian.
Aku tidak mau terlambat jadi aku datang lebih awal dan selagi menunggu aku
duduk disini dan menghayati lagu ini” jelas ku panjang lebar. aku menunjukkan
kertas lirik lagu yang sedari tadi aku baca.
“Omo, berarti tujuan kita sama Hyunna-ssi. Aku juga ikut
audisi hari ini. Kebetulan sekali ya kkk~ lagu apa yang akan kau nyanyikan
nanti?” tanyanya. Dia terlihat bersemangat sekali saat mengetahui tujuan kami
sama yaitu mengikuti audisi SME, hahaha aku sangat suka ekspresinya itu.
“Aku akan menyanyikan lagu I am The Best nya 2ne1, kau?” dia
terlihat berfikir.
“sepertinya aku akan menyanyikan lagu ‘Paradise’-nya T-max.
apa kau juga akan menari Hyunna-ssi?” tanyanya sambil tetap tersenyum.
“Ne, aku ikut klub dance di dekat rumah jadi aku sedikit
bisa menari kkk~ kau juga akan menari?” tanyaku.
“Tentu saja. Aku rasa aku lebih berbakat dalam menari
daripada menyanyi, mau kutunjukkan?” aku mengangguk tanda setuju.
Taemin lalu berdiri dan mulai meliuk-liukan badannya. Aku
melihatnya takjub. Tariannya sangat bagus…bukan tetapi SANGAT LUAR BIASA BAGUS.
Orang-orang disekitar kami pun sepertinya terpana dengan tariannya, mungkin dia
memang terlahir sebagai bintang. Sangat menakjubkan. Saat dia selesai menari
terdengar tepuk tangan meriah dari pengunjung café yang melihat ‘aksi’ nya. Dia
lalu membungkukan badannya dan mengucapkan terimakasih.
“bagaimana? Bagus tidak Hyunna-ssi? Menurutmu aku akan lolos
atau tidak?” tanyanya saat kembali ke tempat dudukya.
“Omo, Taemin-ssi. Tarianmu sangat sangat bagus. Aku yakin
kau pasti diterima.” Aku memandangnya takjub.
“aah gomawo, aku juga yakin kau akan diterima.” Jawabnya
tersipu.
“bagaimana kau bisa tahu? Kau kan belum mendengar suaraku
atau melihat tarianku” tanyaku heran.
“kau cocok menjadi idola Hyunna-ssi. Dan aku yakin suara
maupun tarianmu pasti bagus. Itu terpancar dari auramu.” Jawabnya pasti. Aku
tertawa mendengarnya.
“aah jjinja? Semoga saja yang kau katakan benar. Aku harap
kita berdua lolos dan menjadi teman baik. Kau mau kan menjadi temanku?” tanyaku
kekanak-kanakan.
“Ne, kita menjadi teman sekarang.” Lalu dia megulurkan
tangannya. “tanda persahabatan kita sekarang.” Tambahnya lagi. Aku pun membalas
jabatan tangannya.
“FIGTHING!” kami berteriak
serempak.
Lee Taemin POV
Hari ini aku berencana
datang ke tempat audisi SME. Ya aku akan mencoba peruntunganku disini. Awalnya
eomma melarangku tetapi saat aku menunjukkan kebolehan tarianku akhirnya eomma
mengijinkanku ikut audisi.
Saat aku sampai ke
tempat audisi ternyata baru akan dimulai setelah jam makan siang. Akhirnya
sambil menunggu aku memasuki café di sebrang jalan. Aku mengedarkan pandanganku
ke sekitar café. Aku menemukan meja kosong dekat jendela di sebelah meja
seorang gadis yang sedang serius membaca sesuatu. Aku berjalan perlahan menuju
meja kosong itu. Tiba-tiba saat aku sampai disamping gadis itu, aku kehilangan
keseimbangan.
BRUKKK
“Aww…” aku mengerang
kesakitan saat tubuhku menyentuh lantai. Aku merasa sekarang aku menjadi
tontonan pengunjung café. Ahh malunya, batinku.
Tiba-tiba ada yang
membantuku berdiri.
“Gwenchanayo?” tanya
suara yeoja kepadaku. aku mendongak dan menatap yeoja yang menolongku. Ternyata
yang membantuku adalah yeoja yang duduk di meja dekat jendela tadi. Dia lalu membantuku
berdiri dan membantuku duduk di kursi.
Saat aku mengangkat kepala untuk melihat yeoja tersebut aku terpaku, cantiknya,
batinku.
“Gwenchana?” tanyanya
sekali lagi.
”A.. aku baik-baik saja, kkk..kamsahamnida agasshi. Maaf
mengganggumu..”
“Ya! Taemin-ssi
gwenchana? Mengapa melamun?” aku tersentak kaget saat tersadar dari
lamunanku.
“ahh Hyunna-ssi, na gwenchana.” Lalu gadis sebelahku ini
hanya ber-O-ria mendengar jawabanku. Ya gadis di sebelahku ini baru kukenal
beberapa jam yang lalu tetapi kami
seperti sahabat lama yang baru bertemu. Kami bertemu di café saat dia menolongku
karena aku terpeleset tepat disamping kursinya.
Aku dan dia kini sedang berada dalam ruang tunggu audisi.
Sudah setengah jam kami menunggu, tetapi karena kami terus mengobrol jadi waktu
menunggu seperti ini sangat tidak terasa. Dia terus saja bercerita tentang
banyak hal, mulai dari keluarganya, sahabatnya juga tentang impiannya menjadi
seorang artis. Sesekali aku menimpali dengan anggukan dan candaan. Aku rasa aku….terpana.
Park Hyunna POV
Aku dan Taemin terus mengobrol untuk membunuh rasa bosan
karena menunggu giliran. Aku mulai berceloteh banyak hal padanya, sesekali dia
mengangguk dan mengeluarkan joke yang lucu. Dia membuatku merasa nyaman. Walaupun
dia masih terlihat pendiam tetapi dia orang yang menyenangkan.
Saat dia tersenyum tiba-tiba aku terdiam, kenapa perasaanku
menjadi aneh? Ada desiran halus yang membuat tubuhku geli. Ada apa ini?
“Nomor 205 Lee Taemin-ssi..” tiba-tiba namanya dipanggil
ahjussi panitia audisi.
“Taemin-ssi namamu sudah dipanggil. Ayo semangat!” kataku
memberi semangat.
“ah ne, gomawo Hyunna-ssi. Aku masuk dulu, doakan aku.”
Katanya. Lalu dia mengikuti ahjussi tadi kedalam ruang audisi. Dia terlihat
tenang sekali. Aku yakin dia pasti akan lolos. Bakatnya sangat sayang bila
ditolak.
Setengah jam kemudian…
“Taemin-ssi, bagaimana? Kau lolos?” tanyaku saat dia keluar
dari ruang audisi.
“Hyunna-ssi..” dia memanggil namaku. Ekspresinya terlihat
shock.
“Taemin-ssi… gwenchana? Apa kau lolos? Jangan bersedih
seperti itu, aku jadi khawatir.” Aku melihatnya was-was. Dia terlihat seperti
orang linglung.
“Cubit aku.” Perintahnya masih dengan wajah shocked.
“ne?” tanyaku refleks. Apa
yang terjadinya padanya?, batinku.
“Cubit aku Hyunna-ssi.” Ulangnya. Aku pun mencubitnya keras.
“YA! Aww.. sakit sekali! Aahh berarti ini bukan mimpi.” Dia
meringis sambil memegangi lengannya yang kucubit tapi kemudian dia tersenyum.
“YA! Taemin-ssi! APA ANG TERJADI?” teriakku tepat
ditelinganya. Aku mulai kesal dengannya yang tak menjawab pertanyaanku. Kuharap
teriakanku barusan bisa menyadarkannya.
“aiiish kenapa kau berteriak saperti itu? Telingaku sakit
tahu.” Tanyanya sambil menutup telinganya.
“kau seperti orang bodoh barusan. Aku bertanya tapi kau tak
menjawab, aku kesal. Ya sudah aku teriak saja, supaya kau sadar kkk~” jawabku
dibarengi dengan cengiran lebar nan polos.
“ah mianhe, aku hanya terkejut saja barusan. Aku dinyatakan…….LOLOS!
Ya Hyunna-ssi, aku lolos! Yess!” dia lalu menarikku dalam pelukkannya. Aku
terkejut dan bingung karena tindakannya yang tiba-tiba. Dia memelukku sangat
erat sampai-sampai aku sesak dibuatnya.
“Taemin-ssi, a...akk..kku tid..dd..aak bbbi..sss..a
berrr..naff…asss” kataku terbata-bata karena sesak. Lalu dengan sekali sentakan
Taemin melepaskan pelukannya.
“mm..mianhe aku terlalu senang barusan. Maaf aku lancang
telah memelukmu.” Dia menundukan kepalanya karena malu. Ada semburat merah
dipipinya. Sangat lucu.
“tidak apa-apa, aku mengerti. Tidak usah canggung seperti
itu, kita kan teman. Oh ya chukkae atas keberhasilanmu. Kamu memang DAEBAKK!”
aku mengacungkan 2 jempol kepadanya.
“gomawo chingu. Sekarang kau yang harus bersiap-siap.”
Katanya sambil mengacak-ngacak rambutku lembut. Deg-deg, aku merasakan desiran aneh itu lagi.
“aah ne, aku akan bersiap-siap.” Kataku tersipu.
“YA! FIGHTING!” dia menyemangatiku lagi. Aku tersenyum.
“No. 207 Park Hyunna-ssi…” namaku dipanggil ahjussi yang
tadi memanggil Taemin.
“ah Ne..”jawabku.
“doakan aku ya Taemin-ssi” kataku sebelum aku mengikuti
ahjussi tadi masuk ke ruang audisi.
“aku yakin kau bisa” katanya. Dia tersenyum menenangkan.
Entah kenapa kali ini tujuanku ingin lolos bukan hanya karena impianku menjadi
artis, tetapi juga karena…….dia.
TBC~
haha gimana? geje kan? wkwkwk part 2 nya tunggu yaaa (kayak ada yg baca aja kkkk~) :p gomawo for reading^^
TBC~
haha gimana? geje kan? wkwkwk part 2 nya tunggu yaaa (kayak ada yg baca aja kkkk~) :p gomawo for reading^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar