Kamis, 26 Januari 2012

Love is Complicated ~part 1


Title:      Love Is Complicated ~part 1

Main Cast:               -Park Hyunna (Imaginary Cast)
                                -Lee Taemin (SHINee)
                                -Cho Kyuhyun (Super Junior)
                                -Song Hye In (Imaginary Cast)

Genre:                  Romantic


      Ini fanfiction pertama gue. Sebenernya nih FF udah lama ngedekem di laptop tapi baru sekarang gue publish. Banyak banget kekurangannya –gue menyadari hal itu. Jadi maaf aja nih kalo rada geje.
Karena gue sebelumnya udah pernah baca beratus-ratus FF milik orang lain di beberapa sumber, jadi gue rada minder mau publish ni FF, yang kagak tau deh bagus apa enggaknya wkwkwk ya udah deh happy reading^^

***


“Aku tidak tahu apa itu, tapi rasa itu muncul secara tiba-tiba. Kau muncul dengan ketidaksengajaan. Tetapi saat kau tersenyum, hatiku tak berbohong bahwa aku ingin selalu bersamamu walaupun aku tidak tahu apa arti dari semua ini.”


Park Hyunna POV

     “Waaaah lihat Hye In! Mereka akan tampil!” aku menarik Hye In agar mendekat kearah TV yang sedang ku tonton. Disana sedang disiarkan acara MUSIC BANK yang sedang menampilkan Boyband kesayanganku. Yaaak itu adalah 2PM! Aku sudah menyukai mereka sejak mereka debut.
     “Kau tak perlu menarikku seperti itu Hyun Na-ah!” Hye In mencoba melepaskan tangannya yang kutarik secara paksa.
     “Mianhe hehe” aku hanya menjawabnya dengan cengiran khas ku. Aku kembali focus ke arah TV.
     “Hyun Na, apakah appa mu sudah mengizinkan kau untuk audisi?” aku langsung berbalik manghadap Hye In disampingku.
     “Ne, akhirnya appa mengizinkan ku untuk audisi besok. Sepertinya dia mulai menyadari aura kebintanganku”  Jawabku narsis.

[FLASHBACK]

     “Appa, audisinya akan dimulai besok dan aku ingin mengikuti audisi itu.” Aku menunjukan ekspresi memohon yang aku harap membuat appa mengizinkanku mengikuti audisi itu.
     SME membuka audisi untuk menjadi trainee mereka. Tentu saja aku antusias mendengarnya. Selama ini aku sudah belajar banyak teknik menyanyi dari guru seniku disekolah, selain itu aku juga ikut klub dance di dekat rumah. Yah mungkin tidak bisa disebut ahli tetapi kan ini mungkin cukup untuk modalku untuk ikut audisi.
     “Tapi Hyun Na, buat apa kau menjadi artis idola? Appa dan eomma telah mendidik kamu dan eonnie mu untuk menjadi penerus perusahaan appa ini. Apa kau tega membiarkan eonnie bekerja sendirian di perusahaan ini?” Appa masih tetap pada pendiriannya melarangku menjadi seorang artis. Appa memang mewanti-wanti aku dan eoonieku- Park  Shyn He- dari kecil untuk menjadi penerus perusahaannya yang terbilang sukses itu.
     “Eomma, jjebal. Biarkan aku menjadi seorang idola. Eomma tahu kan dari kecil aku sudah menyukai dunia entertainment. Ayolaaaah appa eomma sekali ini saja izinkan aku menggapai mimpiku. Tentang perusahaan kan  ada eonnie. Appa tahu kan aku memang tidak pernah mengerti tentang dunia bisnis ?” aku mencoba membujuk eomma juga. Aku tetap pada pendirianku untuk menjadi seorang artis.
     “Ya eomma, Appa, biarkan saja Hyun Na mengikuti audisi itu. Toh dia juga belum tentu diterima.” Eonnie mencoba membelaku , yah walaupun kata terakhirnya itu mebuatku takut juga.
     “Apa kau yakin dengan keputusanmu itu?” eomma yang sedari tadi diam sekarang membuka mulutnya juga.
     “Tentu saja eomma. Aku tidak pernah seyakin ini dalam hidupku. Aku kan sudah belajar menyanyi bersama Hye In dan aku mengikuti klub dance sepulang sekolah.” Aku terus membujuk kedua orang tuaku.
     “Apakah Hye In juga mengikuti audisi besok?” eomma bertanya ragu. Hye In adalah sahabatku sejak kecil, sehingga orang tuaku sangat mengenalnya dengan baik begitu pula aku dengan orang tuanya. Hye In adalah anak anak tunggal jadi tidak mungkin ia diizinkan untuk mengikuti audisi besok. Dia pasti disuruh kuliah dan belajar dengan tekun untuk meneruskan perusahaan orang tuanya. Untung saja aku punya eonnie hehe
     “Aniyo, dia kan harus melanjutkan kuliah.” Jawabku.
     “Lah Hye In saja menurut disuruh kuliah dan meneruskan perusahaan appanya, kenapa kau tidak?” oops, appa menggunakan Hye In sebagai senjata mencegah tekadku.
     “Appa kan tahu dia anak tunggal, kan aku ada eonnie. Aku janji appa aku akan berjuang dan menjadi artis yang terkenal. Ayolaaaaah appa” aku mulai merajuk kembali pada appa.
     “Ya sudah, appa tahu appa akan kalah kalau bersaing dengan anak appa yang manja ini. Tapi kau harus membuat kesepakatan dengan appa, jika kau diterima diaudisi itu maka kau boleh meneruskannya tapi jika kau gagal maka kau harus menuruti perintah appa tanpa terkecuali.” Appa menyodorkan tangannya tanda dikukuhkannya kesepakatan yang ia buat.
     “DEAL! Doakan aku ya appa, eomma, eonnie” aku langsung menjabat tangan appa dan mencium pipinya. Lalu aku memeluk eomma dan eonnie bergantian. Aku langsung berlari ke kamar dan melompat-lompat kegirangan. Aku sudah tidak sabar untuk besok.

[FLASHBACK END]

     “Yaaak! Kenapa kau melamun begitu Hyun Na? Kau membuatku takut” Hye In menutup mukanya dengan bantal dan menjauhiku.
     “HYE IN!!  DOAKAN AKU UNTUK AUDISI BESOOOOOKKKKK!!!” Aku berteriak sekeras-kerasnya dan Hye In mendorongku sampai terjatuh dari sofa.
     “YAAAA!!! Kenapa kau berteriak seperti itu? Hyun Na pabo! Memangnya jam berapa audisinya dimulai?”
     “Hehe mianhe, hm yang aku tahu sesudah jam makan siang. “ aku mengeluarkan formulir pendaftaran yang kusimpan di tas ranselku.
     “Apa eonnie atau eomma mu pergi bersamamu?”
     “Ani. Eonnie tidak bisa menemaniku karena besok ada meeting dikantornya, sedangkan eomma menjenguk paman di Busan.  Apa kau mau menemaniku ke sana? Ayolah Hye In-ah” aku mengeluarkan jurus puppy eyes ku kepadanya. Biasanya dia akan luluh kalau aku seperti itu^^
     “Aaah mianhe Hyun Na-ah, besok aku harus mengurus administrasi kuliahku. Besok adalah hari terakhir. Aku benar-benar minta maaf Hyun Na karena tidak bisa menemanimu disana.” Hye In menatapku dengan pandangan bersalah. Aku jadi sedih melihatnya.
     “Tidak apa-apa Hye In-ah. Aku kira kau bisa menemaniku kesana, tapi kalau kau benar-benar tak bisa yasudah tak masalah. Toh aku juga sudah besar dan berani hehe. Doakan aku saja supaya lolos ya”
     “Tentu saja. Kau adalah sahabatku sejak kecil, pasti akan kudoakan yang terbaik untukmu. Hwaiting Park Hyun Na!” Hye In memelukku dengan erat. Betapa bahagianya mempunyai sahabat seperti dia.
     “Gomawo Hye In.” aku meneteskan air mata haru.
     “Uljimma. Kau harus lolos dan mejadi artis yang terkenal supaya kau bisa berkenalan dengan WooYoung oppa mu itu.” Hye In malah menggodaku dengan idola favoritku itu, Wooyoung 2PM.
     “Ya! Tentu saja aku akan lolos dan berkenalan dengan wooyoung oppa, lihat saja nanti pasti kau iri karena nanti aku akan sangat dekat dengan Junho oppa, huahaha”  Hye In menimpuk ku dengan bantal.
     “Aku takkan rela kalau kau merebut Junho oppa dariku. Dia akan selalu selamanya untukku.” Hye In mulai melantur. Dia mengidolakan Junho 2PM. Kami memang seorang Hottest –nama fans 2PM.
     “Kalau kau tak mau aku merebut Junho oppa,kenapa kau tak ikut audisi denganku. Apabila kita sama-sama lolos, kau juga bisa berkenalan dengan Junho oppamu itu.” Aku melihat ke TV dan sekarang Mubank sedang menampilkan 2PM yang menyanyikan lagu Hands Up.
     “Appa takkan mengizinkan ku ikut. Aku harus kuliah dan meneruskan perusahaan appa.” Kulihat Hye In dengan tatapan iba.
     “YA!! Tak usah mengasihani ku seperti itu. Lagipula aku memang tidak tertarik pada dunia entertainment. Aku kan tidak bisa menyanyi dan menari. Sudahlah, kalau kau nanti jadi artis terkenal dan bertemu 2PM tolong sampaikan salamku pada Junho oppa yaaa” Hye In mengerling jenaka padaku.
     “Hahahaha makanya kau harus mendoakan ku supaya lolos audisi.”
     “Pasti!” aku merangkul Hye In dan mulai berjingkrak-jingkrak mengikuti alunan lagu Hands Up di televisi.



Keesokan harinya…
Cho Kyuhun POV

      Hari ini kami tidak ada jadwal. Kulihat para hyungku masih tertidur di kamar mereka. Walaupun jam sudah menunjukan pukul 11 siang tetapi kurasa mereka masih lelah karena kami baru pulang ke dorm pukul  5 pagi! Yaah begitulah resiko menjadi artis.
     “Hey Kyuhyun! Kau sudah bangun ternyata” ada yang menepuk pundakku dari belakang. Aku langsung melompat dan berbalik kebelakang.
     “YAA! Kau mengagetkanku saja” aku mengusap dada saking kagetnya. Kulihat Eunhyuk menertawaiku dengan puasnya.
     “HAHAHA kau sih berdiri mematung didepan pintu toilet. Aku kan sudah tidak tahan”
     “oh,mianhe. Aku masih mengantuk tadi” aku menyingkir ke samping agar Eunhyuk bisa masuk ke toilet.
     “Bukankah kau diminta ke kantor sesudah jam makan siang  oleh manager hyung?” kata Eunhyuk sebelum dia memasuki toilet.
     “oh ya aku hampir lupa. Gomawo sudah mengingatkanku.” Hampir saja aku lupa bahwa hari ini manager kami meminta ku datang ke kantor sesudah makan siang.
     “Untuk rasa terimakasihmu kepadaku karena mengingatkanmu tadi, tolong belikan pizza saat kau pulang ya.” Eunhyuk menatapku memelas.
     “YA! Kenapa kau tidak pesan melalui telepon saja? Bukankah lebih praktis?” saranku. Eunhyuk memutar bola matanya.
     “karena aku tidak punya uang. Ayolah evil maknae, kali ini kau harus berubah menjadi angel. Belikan aku pizza atau kau mau aku menyembunyikan PSPmu didalam kaus kakiku?” ancam Eunhyuk. Dasar monyet sialan. Aku mendengus kesal.
     “Iyaaakkss, kau sangat jorok Hyuk Jae! Ya ya nanti aku akan belikan 1 kotak pizza untukmu, tapi jangan menodai PSP ku dengan kaus kaki mu itu.” Aku bergidik ngeri membayangkan kaus kaki eunhyuk yang terkenal sangat bau menodai PSP ku.
     “Ya jangan 1 kotak kyuhyun! Kau pikir yang tinggal disini hanya Hyukkie. Kami juga mau.” Tiba-tiba Sungmin dan Donghae sudah berada di belakangku.
     “Kau harus membelikan kami pizza malam ini. Anggap saja permintaan maafmu karena kau selalu iseng dan jail kepada kami. Lagipula tidak setiap hari kan kau mentraktir kami.” Donghae memperpanas keadaan.
     “OK! Akan aku belikan pizza malam ini.” Aku menunduk pasrah disudutkan begitu.
     “Hahaha akhirnya King Of Evil kalah juga.” Heecul yang baru keluar dari kamarnya tertawa puas melihatku disudutkan begitu.
     “Ya! Tertawalah sampai puas Cinderella” aku mendengus kesal.

Park Hyunna POV

     Kulirik jam tangan karet yang melingkar di tanganku, 11.25am. Masih 1 jam lagi audisi dimulai. Aku memarkirkan mobilku di depan café dekat kantor SME. Berhubung aku lapar maka aku pikir ide yang bagus untuk menunggu audisi dimulai dengan menyantap sesuatu yang enak di café tersebut. Aku memilih tempat duduk agak pojok dekat jendela. Suasana café yang tidak terlalu ramai walaupun ini adalah jam makan siang membuat café ini sangat tenang. Seorang pelayan memberikan buku menu padaku. Aku memesan vanilla late coffee kesukaanku. Kuharap vanilla late akan membuat moodku lebih baik lagi hari ini.

Put your hands up… put your hands up…putputputput…
Song Hye In calling..

     “Yoboseyo.”  Sapaku.
     “Yoboseyo, ya Hyun Na-ah bagaimana? Audisinya sudah dimulaikah?” Tanya Hye In.
     “Masih satu jam lagi audisinya dimulai. dan aku sangat tidak suka menunggu.” Aku mendesah kecil.
     “Jjinja? Kau akan menunggu selama itu? Tidak biasanya kau mau menunggu.” Hye In terdengar tidak percaya.
     “Aku hanya tidak mau terlambat. Lebih baik menunggu daripada terlambat, kan?” aku menyeruput vanilla late-ku perlahan.
     “Ooo araso. Pertahankan sikapmu itu. Berubah menjadi lebih dewasa itu bagus.” Aku hanya menganggukan kepalaku tanda setuju walaupun Hye In takkan melihatnya.
     “hmm, kau masih di kampusmu Hye In-ah?” tanyaku sambil mengeluarkan  kertas lirik lagu ‘I am The Best’ milik 2ne1 yang akan ku nyanyikan saat audisi nanti.
     “Ne. Urusan administrasi ini sangat membuatku pusing. Banyak data yang harus ku koreksi kembali. Aku bahkan belum makan siang.” Nada bicara Hye in sangat menyiratkan kefrustasiannya.
     “Ah, mianhe. Aku tidak bisa menemanimu. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana lelahnya harus mengurus data-data itu sendirian. Kau tidak boleh terlalu lelah Hye In-ah, kau harus beristirahat sebentar. Dan jangan sampai lupa makan Hye In, aku tidak mau kalau sahabat baikku ini sampai jatuh sakit.” Tedengar tawa Hye In disebrang sana.
     “Tak  apa Hyun Na-ah. Aku yang seharusnya meminta maaf karena tidak bisa menemanimu hari ini. Aku hanya bisa mendoakan mu agar kau lolos audisi. Aku akan meminta ijin untuk makan siang sekarang jadi kau tak perlu mengkhawatirkanku. Apa kau sudah makan siang?” Tanya Hye In
     “Gomawo Hye In-ah. Doa dan dukunganmu sangat berharga untukku kkk~. Hmm, aku sudah makan tadi.”
     “Kalo begitu baiklah, Hyun Na-ah lebih baik sekarang kau bersiap-siap. Yaa FIGHTING!” Hye In memberiku semangat.
     “Fighting! Kkkk~ kalau begitu aku tutup sekarang telefonnya” aku pun memutus hubungan telefon tersebut. Aku membaca lirik lagu ‘I am The Best’ sekali  lagi. Aku kembali berlatih menyanyikannya pelan-pelan.

BRUKKK

     “Aww…” terdengar suara sesuatu jatuh ke lantai disusul teriakan seorang namja. Aku mengedarkan pandangan ke sekitar untuk melihat sumber teriakan tadi. Tiba-tiba ada yang berdiri di sebelahku, ternyata yang jatuh tadi adalah tubuhnya, sepertinya terpeleset. Saat aku memperhatikannya dengan lekat, aku terperangah. Tinggi, tampan, imut, dan keren. Itulah kesan pertama yang ada di benakku saat aku melihat namja itu.
     “Gwenchanayo?” tanyaku setelah membantunya duduk di kursi. Dia mengangkat kepalanya. Diam.
     “Gwenchana?” tanyaku lagi. Kali ini dia membuka mulutnya untuk menjawab.
     “A.. aku baik-baik saja, kkk..kamsahamnida agasshi. Maaf mengganggumu..” jawabnya terbata. Dia menundukkan kepalanya.
     “Aniyo, sudah seharusnya aku membantumu.” Jawabku tulus.
     “kkk~ omo hmm annyeonghaseyo, choneun Lee Taemin imnida. Tadi saat aku mau menuju meja sebelah tiba-tiba aku jatuh tepat disebelahmu kkk~ memalukan sekali. Sekali lagi maaf.” Dia tersenyum kepadaku. Mwo… aku langsung terpaku diam saat dia tersenyum, tampannya namja ini, pikirku.
     “oh ha? Oh yee annyeonghaseyo Park Hyunna imnida. Ah tidak apa-apa, lagipula sekarang aku punya teman duduk disini kkk~.” Dia tersenyum lagi mendengar jawabanku. Setelah beberapa saat terdiam akhirnya dia memanggil pelayan dan memesan capucchino.
     “kau sendirian disini Hyunna-ssi? Kukira kau sedang menunggu seseorang kkk~ chogi, apa yang sedang kau lakukan disini sendirian? Kalau boleh aku tahu “ tanyanya. Dia tersenyum dan menatapku langsung. Aku tersipu diperlakukan seperti itu. Semoga dia tidak melihat mukaku yang sepertinya sudah berubah menjadi merah sekarang kkkk~
     “ne, aku hanya sendiri disini. Aku akan mengikuti audisi SME hari ini, berhubung tidak ada yang bisa menemaniku jadi aku datang sendirian. Aku tidak mau terlambat jadi aku datang lebih awal dan selagi menunggu aku duduk disini dan menghayati lagu ini” jelas ku panjang lebar. aku menunjukkan kertas lirik lagu yang sedari tadi aku baca.
     “Omo, berarti tujuan kita sama Hyunna-ssi. Aku juga ikut audisi hari ini. Kebetulan sekali ya kkk~ lagu apa yang akan kau nyanyikan nanti?” tanyanya. Dia terlihat bersemangat sekali saat mengetahui tujuan kami sama yaitu mengikuti audisi SME, hahaha aku sangat suka ekspresinya itu.
     “Aku akan menyanyikan lagu I am The Best nya 2ne1, kau?” dia terlihat berfikir.
     “sepertinya aku akan menyanyikan lagu ‘Paradise’-nya T-max. apa kau juga akan menari Hyunna-ssi?” tanyanya sambil tetap tersenyum.
     “Ne, aku ikut klub dance di dekat rumah jadi aku sedikit bisa menari kkk~ kau juga akan menari?” tanyaku.
     “Tentu saja. Aku rasa aku lebih berbakat dalam menari daripada menyanyi, mau kutunjukkan?” aku mengangguk tanda setuju.
Taemin lalu berdiri dan mulai meliuk-liukan badannya. Aku melihatnya takjub. Tariannya sangat bagus…bukan tetapi SANGAT LUAR BIASA BAGUS. Orang-orang disekitar kami pun sepertinya terpana dengan tariannya, mungkin dia memang terlahir sebagai bintang. Sangat menakjubkan. Saat dia selesai menari terdengar tepuk tangan meriah dari pengunjung café yang melihat ‘aksi’ nya. Dia lalu membungkukan badannya dan mengucapkan terimakasih.
     “bagaimana? Bagus tidak Hyunna-ssi? Menurutmu aku akan lolos atau tidak?” tanyanya saat kembali ke tempat dudukya.
     “Omo, Taemin-ssi. Tarianmu sangat sangat bagus. Aku yakin kau pasti diterima.” Aku memandangnya takjub.
     “aah gomawo, aku juga yakin kau akan diterima.” Jawabnya tersipu.
     “bagaimana kau bisa tahu? Kau kan belum mendengar suaraku atau melihat tarianku” tanyaku heran.
     “kau cocok menjadi idola Hyunna-ssi. Dan aku yakin suara maupun tarianmu pasti bagus. Itu terpancar dari auramu.” Jawabnya pasti. Aku tertawa mendengarnya.
     “aah jjinja? Semoga saja yang kau katakan benar. Aku harap kita berdua lolos dan menjadi teman baik. Kau mau kan menjadi temanku?” tanyaku kekanak-kanakan.
     “Ne, kita menjadi teman sekarang.” Lalu dia megulurkan tangannya. “tanda persahabatan kita sekarang.” Tambahnya lagi. Aku pun membalas jabatan tangannya.
     “FIGTHING!” kami berteriak serempak.


Lee Taemin POV

     Hari ini aku berencana datang ke tempat audisi SME. Ya aku akan mencoba peruntunganku disini. Awalnya eomma melarangku tetapi saat aku menunjukkan kebolehan tarianku akhirnya eomma mengijinkanku ikut audisi.
Saat aku sampai ke tempat audisi ternyata baru akan dimulai setelah jam makan siang. Akhirnya sambil menunggu aku memasuki café di sebrang jalan. Aku mengedarkan pandanganku ke sekitar café. Aku menemukan meja kosong dekat jendela di sebelah meja seorang gadis yang sedang serius membaca sesuatu. Aku berjalan perlahan menuju meja kosong itu. Tiba-tiba saat aku sampai disamping gadis itu, aku kehilangan keseimbangan.

BRUKKK

     “Aww…” aku mengerang kesakitan saat tubuhku menyentuh lantai. Aku merasa sekarang aku menjadi tontonan pengunjung café. Ahh malunya, batinku.
Tiba-tiba ada yang membantuku berdiri.
     “Gwenchanayo?” tanya suara yeoja kepadaku. aku mendongak dan menatap yeoja yang menolongku. Ternyata yang membantuku adalah yeoja yang duduk di meja dekat jendela tadi. Dia lalu membantuku berdiri dan membantuku duduk di  kursi. Saat aku mengangkat kepala untuk melihat yeoja tersebut aku terpaku, cantiknya, batinku.
     “Gwenchana?” tanyanya sekali lagi.
     ”A.. aku baik-baik saja, kkk..kamsahamnida agasshi. Maaf mengganggumu..”


     “Ya! Taemin-ssi  gwenchana? Mengapa melamun?” aku tersentak kaget saat tersadar dari lamunanku.
     “ahh Hyunna-ssi, na gwenchana.” Lalu gadis sebelahku ini hanya ber-O-ria mendengar jawabanku. Ya gadis di sebelahku ini baru kukenal beberapa jam yang  lalu tetapi kami seperti sahabat lama yang baru bertemu. Kami bertemu di café saat dia menolongku karena aku terpeleset tepat disamping kursinya.
      Aku dan dia kini sedang berada dalam ruang tunggu audisi. Sudah setengah jam kami menunggu, tetapi karena kami terus mengobrol jadi waktu menunggu seperti ini sangat tidak terasa. Dia terus saja bercerita tentang banyak hal, mulai dari keluarganya, sahabatnya juga tentang impiannya menjadi seorang artis. Sesekali aku menimpali dengan anggukan dan candaan. Aku rasa aku….terpana.

Park Hyunna POV

     Aku dan Taemin terus mengobrol untuk membunuh rasa bosan karena menunggu giliran. Aku mulai berceloteh banyak hal padanya, sesekali dia mengangguk dan mengeluarkan joke yang lucu. Dia membuatku merasa nyaman. Walaupun dia masih terlihat pendiam tetapi dia orang yang menyenangkan.
Saat dia tersenyum tiba-tiba aku terdiam, kenapa perasaanku menjadi aneh? Ada desiran halus yang membuat tubuhku geli. Ada apa ini?
      “Nomor 205 Lee Taemin-ssi..” tiba-tiba namanya dipanggil ahjussi panitia audisi.
      “Taemin-ssi namamu sudah dipanggil. Ayo semangat!” kataku memberi semangat.
       “ah ne, gomawo Hyunna-ssi. Aku masuk dulu, doakan aku.” Katanya. Lalu dia mengikuti ahjussi tadi kedalam ruang audisi. Dia terlihat tenang sekali. Aku yakin dia pasti akan lolos. Bakatnya sangat sayang bila ditolak.

Setengah jam kemudian…

      “Taemin-ssi, bagaimana? Kau lolos?” tanyaku saat dia keluar dari ruang audisi.
      “Hyunna-ssi..” dia memanggil namaku. Ekspresinya terlihat shock.
      “Taemin-ssi… gwenchana? Apa kau lolos? Jangan bersedih seperti itu, aku jadi khawatir.” Aku melihatnya was-was. Dia terlihat seperti orang linglung.
      “Cubit aku.” Perintahnya masih dengan wajah shocked.
      “ne?” tanyaku refleks. Apa yang terjadinya padanya?, batinku.
      “Cubit aku Hyunna-ssi.” Ulangnya. Aku pun mencubitnya keras.
      “YA! Aww.. sakit sekali! Aahh berarti ini bukan mimpi.” Dia meringis sambil memegangi lengannya yang kucubit tapi kemudian dia tersenyum.
      “YA! Taemin-ssi! APA ANG TERJADI?” teriakku tepat ditelinganya. Aku mulai kesal dengannya yang tak menjawab pertanyaanku. Kuharap teriakanku barusan bisa menyadarkannya.
      “aiiish kenapa kau berteriak saperti itu? Telingaku sakit tahu.” Tanyanya sambil menutup telinganya.
      “kau seperti orang bodoh barusan. Aku bertanya tapi kau tak menjawab, aku kesal. Ya sudah aku teriak saja, supaya kau sadar kkk~” jawabku dibarengi dengan cengiran lebar nan polos.
      “ah mianhe, aku hanya terkejut saja barusan. Aku dinyatakan…….LOLOS! Ya Hyunna-ssi, aku lolos! Yess!” dia lalu menarikku dalam pelukkannya. Aku terkejut dan bingung karena tindakannya yang tiba-tiba. Dia memelukku sangat erat sampai-sampai aku sesak dibuatnya.
      “Taemin-ssi, a...akk..kku tid..dd..aak bbbi..sss..a berrr..naff…asss” kataku terbata-bata karena sesak. Lalu dengan sekali sentakan Taemin melepaskan pelukannya.
      “mm..mianhe aku terlalu senang barusan. Maaf aku lancang telah memelukmu.” Dia menundukan kepalanya karena malu. Ada semburat merah dipipinya. Sangat lucu.
      “tidak apa-apa, aku mengerti. Tidak usah canggung seperti itu, kita kan teman. Oh ya chukkae atas keberhasilanmu. Kamu memang DAEBAKK!” aku mengacungkan 2 jempol kepadanya.
      “gomawo chingu. Sekarang kau yang harus bersiap-siap.” Katanya sambil mengacak-ngacak rambutku lembut. Deg-deg, aku merasakan desiran aneh itu lagi.
      “aah ne, aku akan bersiap-siap.” Kataku tersipu.
      “YA! FIGHTING!” dia menyemangatiku lagi. Aku tersenyum.
      “No. 207 Park Hyunna-ssi…” namaku dipanggil ahjussi yang tadi memanggil Taemin.
      “ah Ne..”jawabku.
      “doakan aku ya Taemin-ssi” kataku sebelum aku mengikuti ahjussi tadi masuk ke ruang audisi.
      “aku yakin kau bisa” katanya. Dia tersenyum menenangkan. Entah kenapa kali ini tujuanku ingin lolos bukan hanya karena impianku menjadi artis, tetapi juga karena…….dia.


TBC~


haha gimana? geje kan? wkwkwk part 2 nya tunggu yaaa (kayak ada yg baca aja kkkk~) :p gomawo for reading^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar