Kamis, 02 Februari 2012

Love is Complicated ~part 2


Title:                        Love Is Complicated ~part 2

Main Cast:               Park Hyunna (Imaginary Cast)
                                Lee Taemin (SHINee)
                                Song Hye In (Imaginary Cast)

Genre:                       Romantic

       Ini part 2 buat fanfict gue yang super geje. huahahaha. tambah geje kah? sepertinya begitu :D Part ini lebih sedikit dibanding part sebelumnya. mianhe^^ happy reading^^




“kau …”

Lee Taemin POV

“aku yakin kau bisa”  hanya kata-kata itu yang bisa ku ucapkan pada Hyunna sebelum dia masuk ruang audisi.

Aku menunggu dengan gelisah dan cemas. Aku tidak tahu mengapa aku merasa seperti ini. Aku hanya ingin dia lolos audisi sehingga kami akan sering bertemu saat masa trainee. Kebahagiaanku ketika lolos barusan seakan hampa bila dia juga tidak ikut lolos. Ya Tuhan, mengapa aku seperti ini? Mengapa aku perduli pada gadis yang baru aku kenal beberapa jam yang lalu? Aku tidak pernah peduli kepada orang lain tapi kenapa dia sekarang mengambil alih pikiranku. Apa aku….? Tidak! Ini hanya karena dia sekarang temanku. Ya hanya TEMAN!

Park Hyunna POV

Aku mengikuti ahjussi tadi ke ruang audisi. Aku mengedarkan pandanganku ke ruang studio yang cukup besar dengan dinding kaca disekelilingnya. Terdapat 2 meja disana yang ditempati oleh seorang pria yang sudah cukup tua dan seorang wanita muda yang cantik. Jelas tentu mereka adalah juri. Mereka mempersilahkan aku masuk dan mulai mengamatiku dari mulai ujung kaki sampai ujung kepala.

“Annyeonghaseyo, choneun Park Hyunna imnida.” Aku membungkukan badanku dalam-dalam. Mereka hanya ber-‘hm’ ria menanggapi perkenalanku.

“oke agasshi, silakan mulai menunjukkan apa yang kau punya.” Perintah ahjussi tadi.
“Ne..” aku pun mulai menyanyikan lagu ‘I am the Best’-2ne1 yang sedari kemarin aku pelajari.  Setelah bernyanyi aku pun menarikan koreografi dari lagu tersebut. Aku benar-benar mengeluarkan apa yang aku punya. Aku benar-benar ingin lolos.

“yak cukup.” Kata juri wanita cantik tadi saat aku meyelesaikan tarianku.

“Park Hyunna-ssi, nyanyianmu merdu dan tarianmu bagus. Kau mempunyai bentuk badan yang ideal untuk seorang idola , tetapi………”

Lee Taemin POV

25 menit kemudian Hyunna keluar dari ruang audisi dengan wajah sedih. Aku mulai merasa ada yang tidak beres disini.

“Bagaimaana Hyunna-ssi? Kau lolos kan?” kataku langsung saat dia sudah ada duduk disampingku.
Dia tak menjawab. Dia hanya duduk terdiam dengan wajah datar. Tidak menunjukkan ekspresi apapun. Aku pun ikut diam. Menunggunya untuk bersuara.

“Taemin-ssi…” tiba-tiba dia memanggilku. Aku yang sedari tadi melamun memikirkan apa yang terjadi padanya, terkejut dipanggil secara tiba-tiba.

“Ne? apa kau tidak enak badan?” tanyaku khawatir.

“Gwenchana, aku…..” dia menggantungkan kalimatnya.

“Ne?” tanyaku lagi.

“aku….lapar” jawabnya polos. Aku terpana dengan jawabannya itu.

“Taemin-ssi! Mengapa kau berekspresi seperti itu? Apa kau tidak mau menemaniku makan?” tanyanya. Masih dengan wajah datar.

“aah ani, aku akan menemanimu makan. Kajja! Kita ke café yang tadi saja.” Ajakku. Dia mengangguk lalu berdiri dan melangkah gontai mengikutiku. Sesampainya di café, aku langsung menuju meja dekat jendela yang tadi siang diduduki oleh kami. Suasana café masih sama tenangnya dengan tadi siang, apalagi ini bukan jam makan siang.

“Hyunna-ssi, kau mau pesan apa?’ tanyaku padanya saat pelayang memberikan buku menu pada kami.

“aku mau pesan burger dan vanilla late.” Katanya pada pelayan.

“aku mau pesan pudding coklat dan chapuchinno saja.” Kataku pada pelayan yang langsung mencatat pesanan kami dan pergi dengan membawa buku menu tadi.

Hyunna memandang keluar jendela dengan wajah datar. Tatapan matanya seperti menerawang. Apakah dia tidak lolos audisi sehingga dia bersikap seperti ini?

“Hyunna-ssi, gwenchana?” tanyaku lagi setelah beberapa saat terdiam

“apa aku terlihat menyedihkan?” tanyanya tanpa mengalihkan pandangan.

“menyedihkan? Mengapa begitu?” tanyaku yang masih bingung dengan sikapnya itu.

“aku sudah sangat keras berjuang Taemin-ssi, bahkan aku menolak meneruskan perusahaan appa bersama eonniku, tetapi….hhh” Dia tidak melanjutkan kata-katanya barusan, dan malah semakin membuatku penasaran.

“apa ada yang membuatmu sedih saat audisi tadi?”tanyaku hati-hati. Takut menyinggung perasaannya.
Dia tidak menjawab pertanyaanku barusan.

Aku semakin yakin bahwa dia tidak lolos audisi. Tiba-tiba perasaan sedih menyelimutiku. Aku menundukkan kepalaku. Ada rasa sakit yang menghujam tubuhku. Ada perasaan tak rela yang tiba-tiba menghantuiku. Kenapa ini? Apa yang terjadi?

“Mianhe Park Hyunna…” tiba-tiba kata-kata barusan meluncur dengan lancar dari mulutku. Aku mengangkat kepalaku dan mendapati Hyunna sedang melihatku dengan ekspresi terkejut. Aku pun terkejut kenapa bisa berkata seperti itu.

“hhh maksudku aku turut bersedih kau tidak lolos audisi. Kukira kita akan bersama-sama menjalani masa trainee yang berat itu. Kau tahu? Kau adalah temanku. Aku hanya punya 2 teman, kau dan dia…” aku seketika terdiam. Kenangan yang menghantuiku selama ini kembali muncul. Kenangan ‘dia’ yang tak pernah bisa aku lupakan. Kenangan yang ingin aku lupakan selama-lamanya.

“kk..kau? hanya 2? Kau bercanda Taemin-ssi.” Ucapnya tidak percaya.

“aku mengatakan hal yang sebenarnya. Tidak percaya juga tidak apa-apa. Aku termasuk anak yang susah bergaul dengan orang lain, tetapi denganmu rasanya mudah saja.” Kataku. Dia terlihat terkejut lalu kembali berekspresi datar.
Pesanan kami pun datang. Aku langsung meyeruput chapuchinnoku. Hatiku benar-benar kacau sekarang.

“Mianhe” katanya tiba-tiba.

“ne?” tanyaku bingung.

“maaf membuatmu sedih” jelasnya.

“ani. Aku tidak apa-apa. Seharusnya kau yang tidak boleh sedih. Tenang saja Hyunna, mungkin belum waktunya.” Hiburku. Dia tersenyum geli.

“sedih? Apa aku terlihat sedih?” tanyanya. Dia tersenyum lebar sekarang. Aku hanya bisa tercengang mendapati perubahan sikap Hyunna sekarang.

“kkk..kenapa bertanya seperti itu? Jelas tentu ekspresimu tadi mengatakan kau sedang bersedih.” Hyunna sekarang memandangku geli.

“Taemin-ssi… gomawo.” Ucapnya tulus. Aku yang sedang melahap pudingku pun langsung tersedak.

“untuk apa berterimakasih Hyunna-ssi?” jawabku polos. Aku semakin bingung dengan sikap Hyunna.

“karna kau menganggapku temanmu. Kau membuatku merasa beruntung menjadi temanmu kkkk~ “ aku terperangah. Aku hanya menatapnya takjub. Gadis ini benar-benar mirip dengan dia…

[FLASHBACK]

“Taemin-ah gomawo” katanya tiba-tiba.

“untuk apa kau berterima kasih padaku? Memangnya apa yang ku beri padamu? Seharusnya aku yang berterimakasih” tanyaku bingung. Gadis ini benar-benar penuh kejutan. Aku bahkan tak tahu namanya tetapi kemarin dia memberiku komik baru, tadi pagi dia meminjamkan bola basketnya padaku, dan sekarang dia malah berterimakasih? Padahal kan aku tidak memberinya apa-apa, lagipula aku juga tidak meminta dia memberikan apapun padaku, jadi buat apa aku membalasnya?

“terimakasih telah menjadi temanku. Kau adalah teman terbaikku Taemin-ah. Kau membuatku merasa beruntung menjadi temanmu” Dia pun bangkit dari posisi duduknya dan tersenyum padaku.

“gomawo Taemin-ah , jeongmal gomawo.” Katanya lagi lalu berlari menjauhiku.

[FLASHBACK END]

“Taemin-ssi… Taemin-ssi…” panggilan Hyunna menyadarkanku dari lamunan.

“ne? oh ya cheonmaneyo. Aku juga beruntung menjadi temanmu.” Ucapku tulus.

“kkk~ oh ya Taemin-ssi, aku punya kejutan untukmu.” Hyunna mengambil sesuatu dari dalam tasnya.

“ne? kejutan? Apa itu?” tanyaku penasaran.

“INI DIAAAAA” dia menunjukkan kertas warna emas kepadaku. aku terperangah.

“kkk…kau! Kau diterima audisi? Bagaimana mungkin?” tanyaku tak percaya.

“tentu saja bisa. Aku kan hebat. “ jawabnya narsis. Aku mengamati kertas emas itu lagi, lalu mengambil kertas emas punyaku di dalam tas. Memang kertas yang sama. Berarti…

“kau berakting?” tanyaku

“hahahahahahaha kau kena Taemin-ssi” Hyunna tertawa terpingkal-pingkal mendapati aktingnya berhasil menipuku. Aku mendengus sebal lalu ikut tertawa bersamanya menyadari bodohnya aku bisa tertipu olehnya.

“kau sangat sedih aku tidak lolos? Bagaimana mungkin mereka mengabaikanku yang sangat berbakat ini.” Ucapnya membanggakan diri.

“wajahmu tadi sangat jelek Hyunna-ssi makanya aku khawatir hahaha. Aktingmu bagus sekali sampai aku tertipu begini.” Sindirku.

“hehehe mianhe. “

“akan ku balas kau nanti. Lihat saja.” Tantangku. Kami pun melanjutkan kegiatan makan kami. Kami mulai mengobrol dan bersenda gurau layaknya sahabat lama.

“Taemin-ssi aku mau ke toilet sebentar ya.” Aku hanya mengangguk.

 Aku mengamati punggungnya yang menjauh dengan perasaan aneh. Gadis ini penuh dengan kejutan. Sama seperti  ‘dia’…

Park Hyunna POV

[FLASHBACK]

“Park Hyunna-ssi, nyanyianmu merdu dan tarianmu bagus. Kau mempunyai bentuk badan yang ideal untuk seorang idola , tetapi………” juri wanita itu menggantungkan kalimatnya.
Hening beberapa saat…

“Park Hyunna-ssi..”

“Ne?” tanyaku bingung.

“Maaf……… kau lolos.” Juri wanita itu menyodorkan kertas emas kepadaku dengan acuh.

“nnn..ne?” tanyaku lagi. Aku tidak bergerak sedikit pun.

“kau lolos” jawab ahjussi tadi sambil tersenyum .

“oooaaahh kamsahamnida…. Kamsahamnida..” aku mengucapkan kata terimakasih berulang kali dan membungkukan badanku dalam-dalam. Aku lalu mengambil kertas emas itu dari tangan juri wanita. Dia tersenyum saat aku mengambilnya.

Sesaat saat aku akan keluar ruang audisi terbesit ide jail di otakku. Ya! Aku akan berakting sedih di depan Taemin. Hahaha sepertinya tidak apa-apa kalau aku memberinya kejutan. Hanya sesekali kan ide jail melintas di otakku. Kkkk~

[FLASHBACK END]

Aku berjalan dengan santai menuju toilet. Aku tersenyum mengingat ekspresi Taemin saat aku menunjukkan kertas emas –bukti aku lolos audisi. Wajahnya sangat lucu saat terkejut.

Aku mendorong pintu toilet dan langsung masuk ke bilik kedua yang kosong. Aku sudah kebelet dari tadi karena menahan tawa saat aku berakting. Kkk~

Setelah selesai aku bercemin dan membersihkan noda saus di bajuku saat aku makan tadi. Tiba-tiba hapeku berbunyi…

Put your hands up…put your hands up….putputputput…
Song Hye In calling…

“yoboseyo” sapaku .

“yoboseyo Hyunna, bagaimana audisinya?” Tanya Hye In to the point.

“aku lolos Hye In!!!! aku juga mendapat teman baru disini. Dia juga lolos audisi.” Jawabku antusias.

“Ya Hyunna! Chukkae. Kau memang sahabat ku yang paling DAEBAKK!” Hye In berteriak semangat. Tanpa sadar aku meneteskan air mata haru. Hye In memang sahabatku yang paling baik.

“Gomawo Hye In-ah. Jeongmal gomawo. Kau telah mendukungku begitu dalam. Aaah kau memang sahabat terbaikku.”  Ucapku tulus.

“Cheonmaneyo. Kau juga sahabat terbaikku. Oh ya, kau bilang teman baru? Nuguya? Omo, jangan sampai karena kau sekarang punya teman baru, aku kau lupakan. Aku takkan pernah rela kalau begitu ceritanya.” Rungut Hye In. hahaha ternyata dia cemburu.

“Namanya Lee Taemin, seorang namja yang menyenangkan. Dan jelas tentu kau tetap akan menjadi sahabat ku yang nomer SATU!” ucapku mantap. Hye In hanya tertawa diujung sana. Setelah beberapa saat diisi dengan tawa Hye In , hening menyelimuti kami.

“Lee Taemin? Sepertinya aku tidak asing dengan nama itu. “ tiba-tiba Hye In membuka suara. Aku mencerna setiap kata Hye In barusan. Pertanyaan Hye In membuatku mengerutkan kening, berpikir. Apakah Hye In mengenal Taemin?

“Kau punya teman bernama Taemin? Aku tidak tahu kau punya kenalan bernama Taemin.”

“Tidak. Hanya saja aku penasaran, bagaimana rupa Taemin teman barumu itu” nada suara Hye In seperti menyembunyikan sesuatu dariku. Tapi aku tidak memperdulikannya. Dia sahabatku dan tak seharusnya aku mencurigainya tanpa sebab.

“Nanti kalau ada kesempatan, aku akan memperkenalkannya padamu” sahutku riang.

“oke. Oh ya Hyunna-ah, sekarang aku mau pulang, kau mau aku jemput?” tanyanya.

“aah tidak usah, aku pulang sendiri saja. Kalau begitu sampai jumpa nanti Hye In-ah. Aku tutup teleponnya.”  Aku menolaknya halus. Aku tahu pasti Hye In sangat lelah sekarang jadi aku tak mau merepotkannya. Lagipula aku masih mau mengobrol dengan Taemin.

Setelah mengecek penampilanku sebelum aku keluar, akupun berjalan santai ke pintu toilet. Baru saja beberapa langkah aku keluar tiba-tiba aku tertubruk seseorang. Dalam hitungan detik aku sudah tersungkur ke lantai karena terpental tubuh orang yang menabrakku. Ponsel yang sedang aku genggamku pun terjatuh entah dimana.

“kau tidak apa-apa?” tanya seseorang, sepertinya orang yang menabrakku tadi. Dia pun membantuku berdiri.

“oh ya aku baik-baik saja.” Jawabku saat aku sudah berdiri dengan tegak. Aku memperhatikan orang yang menabrakku. Dengan jaket hitam, kacamata hitam, dan topi hitam, dia terlihat seperti teroris dibandingkan orangh biasa. Apa dia tidak kepanasan dengan pakaian seperti itu? Pikirku.

“oh ya ini ponselmu yang terjatuh tadi. Mianhe.” Katanya sembari menyodorkan ponselku.

“tidak apa-apa. Aku juga tidak berhati-hati tadi hehe” jawabku.

“kalau begitu saya pergi dulu. Sekali lagi saya minta maaf” dia pun membungkukan badannya untuk permintaan maaf lalu tersenyum.

“Ne” jawabku singkat. Eeeeh tunggu.. sepertinya senyuman itu pernah aku lihat. Dimana yaaa. Ahh mungkin perasaanku saja.

Aku pun berjalan kembali ke tempat dudukku.

AUTHOR POV

Hyunna kembali ke tempat duduknya dan melihat Taemin sedang asyik dengan ponselnya.

“Hyunna-ssi! Apa yang kau lakukan di toilet? Aku sampai lumutan menunggumu tahu!” tanya Taemin tiba-tiba sambil menggerutu tak jelas. Hyunna yang baru saja melanjutkan memakan burger yang tadi sempat tertunda pun sampai terkaget-kaget karena kata-kata Taemin yang tiba-tiba itu.

“hehe mianhe. Tadi ada telefon dari sahabatku jadi lupa waktu kkk~” kata Hyunna cengengesan.

“hah dasar perempuan…” gerutunya. Hyunna hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

“Taemin-ssi, ngomong-ngomong, tadi kau bilang kau hanya punya 2 teman dan salah satunya adalah aku. Kenapa seperti itu?” tanya Hyunna tiba-tiba. Tiba-tiba muka Taemin berubah pucat.

“jjj..jika kau tak mau bercerita juga tak apa-apa. Maaf karena aku lancang bertanya seperti itu.” Kata Hyunna buru-buru karena meilhat Taemin hanya terdiam mematung. Sesaat terjadi keheningan diantara mereka.

“Dia adalah teman saat aku kecl dulu. Dia adalah tetanggaku saat aku masih tinggal di rumah yang lama. Dia seorang anak perempuan yang manis tapi misterius. Aku bahkan tidak tahu namanya, karena setiap bertanya,dia hanya tersenyum. Dia selalu berusaha mendekatiku dan selalu ada dimanapun aku berada. Dia selalu membantuku mengerjakan pr, meminjamkan bola saat aku bermain dengan teman-teman laki-lakiku yang lain dan hal-hal kecil lainnya. Dia mengatakan bahwa itu adalah sikap seorang teman. Aku hanya menganggap angin lalu perkataannya itu. Bagiku dia hanya seorang anak perempuan aneh yang selalu ada disekitarku. Tapi pikiranku tentangnya berubah saat dia berterima kasih kepadaku karena aku telah menjadi temannya. Dia berterima kasih padaku lalu pergi entah kemana setelahnya, sejak saat itu dia tidak pernah muncul dihadapanku , tidak pernah sampai sekarang. Setelah dia pergi aku mulai merasa kalau aku adalah orang yang jahat yang telah menyia-nyiakan orang yang peduli terhadapku, jadi aku menutup diri dengan yang namanya teman. Aku takut ditinggal lagi….” Taemin bercerita panjang lebar. Dia menatap ke luar dengan pandangan sayu. Sepertinya kenangan itu sangat membuatnya merasa bersalah.

Hyunna yang sedari tadi mendengarkan cerita Taemin hanya tertunduk diam. Dia merasakan pusing yang amat sangat setelah mendengar cerita itu. Seperti ada paku besar yang menusuk kepalanya. Taemin yang menyadari keadaan Hyunna pun mulai terlihat khawatir.

“Taemin-ssi sepertinya aku tidak enak badan. Aku ingin pulang sekarang..” Hyunna bangkit dari kursinya.
“kau tidak berakting kan?” tanya Taemin memastikan. Dia hanya takut Hyunna berakting seperti tadi.
“kali ini aku serius Taemin-ssi kkk~ ayo, kurasa kau juga harus bersiap untuk besok. Besok kan masa trainee kita akan dimulai” Hyunna lalu memanggil pelayan untuk membayar makanan mereka.
“eh aku saja yang bayar Hyunna-ssi” tawar Taemin.

“aku kan yang mengajakmu jadi aku yang mentraktir. Sudahlah, kalau nanti ada kita makan bersama lagi maka kau yang akan bayar.” Kata Hyunna lalu membayar makanan mereka.

“aiissh.. kau ini. Baiklah lain kali aku yang akan membayar.” Jawab Taemin lalu tersenyum geli.

Setelah Hyunna membayar makanan, mereka pun berjalan bersama ke luar café. Di luar, cuaca terlihat mendung padahal tadi siang sangat cerah.

“Hyunna-ssi, kau mau pulang bersamaku?” tawar Taemin saat mengeluarkan motor sport dari saku celananya.

“aah tidak terimakasih Taemin-ssi, aku membawa mobil. Itu dia mobilku.” Tunjuk Hyunna pada salah satu mobil sedan yang tadi dia parker dekat gedung SM.

“oke kalau begitu sampai jumpa besok Hyunna-ssi. Jangan sampai terlambat besok” taemin melambaikan tangan pada Hyunna yang sudah berjalan mendekati mobilnya. Hyunna hanya tersenyum dan sesekali membalas lambaian tangan Taemin.

Saat mobil Hyunna sudah melaju pergi, Taemin masih belum beranjak dari tempatnya tadi. Sekarang dipikirannya hanya tertuju pada Hyunna dan teman masa kecilnya dulu…

TBC~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar