Rabu, 22 Februari 2012

Love is Complicated ~part 6 (end)

Title : Love is Complicated ~part 6 (end)
Cast: -Park Hyuna (Imaginary Cast)
         -Lee Taemin (SHINee)
         -Cho Kyuhyun (Super Junior)
Genre: Romantic


hah akhirnya ni ff beres juga. berapa lama ya ni ff gue kandung? bener deh pengen nangis rasanya. ff pertama gue yang amburadul ini akhirnya end juga bukakakakakak. ini akan menjadi part terpanjang dari sebelumnya. ^^


**




AUTHOR POV

Hyunna sedang bersiap saat ponselnya bergetar di atas tempat tidur menandakan ada pesan masuk.

From: Kyuhyun oppa ^^
Hyunna-ah, aku tunggu di lobi ya. Ppali! Kalau aku yang sampai duluan, kau harus mentraktirku makan hari ini^^

Hyunna tersenyum setelah membaca pesan tersebut. Ia pun mempercepat kegiatan berdandannya dan buru-buru keluar menuju lobi. bukannya dia tidak mau mentraktir cowok itu makan, hanya saja ia tidak suka merasa kalah.

“kau terlambat 40 detik Park Hyunna.” Kata Kyuhyun langsung saat melihat Hyunna berjalan kearahnya.

“Yak oppa! Kau saja yang terlalu cepat, ini kan baru jam 13.55. kita kan janjian jam 14.00” Hyunna pura-pura marah. Ia memgerucutkan bibirnya yang malah membuat Kyuhyun tambah gemas melihatnya. Ia pun lalu mengacak-acak rambut Hyunna pelan. “kau mau membuat rambutku berantakan Oppa?”

“haha, kau ini galak sekali. Pokoknya aku tidak mau tahu, kau harus mentraktirku makan malam. Aku ini kan datang kebih awal daripada kau”

“Cih, kau ini curang oppa. aku tahu ini hanya akal bulusmu saja kan?” cibir Hyunna.

“aku tidak curang tahu.”

“aiissh, sudahlah Kajja! Aku tidak punya banyak waktu untuk berdebat denganmu.”

“seperti nyonya besar saja kau ini. Mari kita berangkat Nyonya Park Hyunna.” Ejek Kyuhyun sambil mengandeng tangan Hyunna keluar.

“kau menyebalkan oppa..” ujar Hyunna bercanda. Mereka pun akhirnya meninggalkan gedung SME dengan candaan dan sesekali dengan pukulan Hyunna ke bahu Kyuhyun. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang memperhatikan gerak-gerik mereka dengan pandangan terluka.


LEE TAEMIN POV

Aku tidak tahu apa yang kupikirkan saat aku melihat fotonya saat kecil. Aku terkejut, tentu saja. Bagaimana aku tidak terkejut saat tahu Hyunna adalah gadis yang mengukitiku setiap hari lalu meninggalkanku begitu saja dan membuatku trauma akan pertemanan. Dialah gadis yang aku tunggu selama ini.

“Taemin-ah kau kenapa? Sakit? Kau harus istirahat sekarang, besok kan kita debut.” Perintah Kibum hyung saat melihatku melamun sendirian di sudut ruang latihan.

“ani hyung. Gwenchana. Aku hanya kelelahan saja.” Kataku menenangkan takut membuat hyungku khawatir.

“kau terlihat pucat Taeminie, lebih baik kau istirahat sekarang. Manager hyung juga pasti akan menyuruhmu istirahat kalau dia melihat wajah pucatmu itu.” Ujar Jonghyun hyung.

“ah, baiklah hyung, aku akan ke kamar sekarang.” Aku pun beranjak dan meninggalkan ruang latihan. Aku memang merasa letih sekali karena menjalani latihan intensif pradebut, tapi aku tidak mau membuat hyungku khawatir hanya karena aku mengeluh kelelahan, bukan gayaku banget.

Saat aku berjalan menuju lift, aku terpaku di tempat saat melihat Hyunna bersama Kyuhyun hyung di lobi dengan adegan Kyuhyun hyung mengacak-acak rambut Hyunna gemas. Memang tidak aneh melihat mereka berdua akhir-akhir ini, tetapi aku merasa ada rasa sakit saat melihat wajah ceria Hyunna saat ini. Dia begitu….bahagia?

Aku mengerang dalam hati, kenapa melihatnya dekat dengan pria lain membuatku geram?. Aku mencoba menyangkal perasaan sakit itu dan menganggapnya hanya sebagai rasa lelah sesudah latihan,tetapi yang ada tubuhku menegang saat melihat Kyuhyun hyung menggandeng tangan Hyunna dan berjalan bersama keluar dari gedung SME.

Kenapa gadis itu selalu membuatku penasaran? Dulu gadis itu menghampiriku dan meninggalkanku dengan tiba-tiba, lalu sekarang? Dia malah menumpuk rasa penasaran ku tanpa berusaha melepaskan beban ini dariku.


CHO KYUHYUN POV

“bagaimana kalau yang ini oppa? Ini jauh lebih bagus kan dari yang tadi?” tanyanya sembari menunjukkan cincin berlian ke hadapanku.

“terlalu berkilauan, bukankah sudah ku katakan kalau eomma ku tidak suka yang terlalu berkilau?” kataku lalu sambil mencari-cari perhiasan yang menurutku cocok untuk dijadikan kado untuk eomma ku. Minggu depan adalah hari ulang tahun eommaku, karena aku tidak tahu harus membeli apa untuk kujadikan kado, jadi aku mengajak Hyunna untuk menemaniku mecarikan kado yang pas. Dan kini kami terdampar di toko perhiasan.

“hm bagaimana kalau cincin yang ini oppa?”

“ini terlalu sedehana.”

“kalau gelang ini?”

“itu terlalu berwarna.”

“kalau kalung ini?”

“terlalu meriah desainnya.”

“YAK! Lalu yang mana? Daritadi kau hanya mengatakan terlalu berkilaulah, sedehanalah, apalah… kau ini maunya yang seperti apa hah?” bentaknya. Aku terkikik geli melihat wajahnya yang memerah menahan emosi, sangat mempesona kataku.

“daritadi memang belum ada yang menarik minatku Hyunna-ah. Ayolah, katanya kau mau membantuku,” rengeku manja.

“araseo, araseo. Jangan beraegyo didepanku seperti itu. Kau membuatku ingin muntah saja”

“yak kau ini! Sudah carikan perhiasan yang bagus saja untuk eomma ku.” Kataku sembari menoyor kepalanya perlahan. Dia hanya mendelik tajam lalu berbalik menghadap etalase perhiasan dan mulai asyik memilih-milih.

“nah oppa! bagaimana dengan kalung ini? Aku yakin eomma mu akan meyukainya.” Hyunna menunjukkan kalung berliontin permata berwarna biru. Begitu glamor tapi tidak terkesan berlebihan, malah terkesan sederhana. Sangat cocok untuk eomma ku.

“hm, kurasa kalung ini bagus. Apa kau yakin eom..” aku menghentikan ucapanku dan memandangi Hyunna yang terlihat asyik memerhatikan kalung berliontin hati di salah satu sudut etalase kalung.

“aah ne? ya kurasa eomma mu akan menyukainya.” Katanya saat sadar diperhatikan olehku.

“oke aku akan membeli yang ini saja. Tunggu disini, aku mau membayarnya dulu ke kasir.” Hyunna menganggukkan kepalanya dan kembali asyik memerhatikan kalung berliontin hati tadi.

“kajja! Kita makan malam dulu ya, aku lapar sekali setelah berkeliling mall seharian. Aku yang traktir deeeh” kataku sesaat meninggalkan toko perhiasaan tadi.

“memang seharusnya begitu kan oppa? aku kan sudah menemanimu mencari kalung itu jadi tentu saja kau yang membayar makan malam nya hahaha” ujarnya dengan wajah polos.

“aiish, aku menyesal memintamu menemaniku” kataku pura-pura.

“kita makan di restoran Indonesia saja ya oppa. aku ingin makan sate Indonesia hari ini. Ya?ya? ya? Jeballl~” Hyunna menarik dan memohon-mohon padaku seperti anak kecil meminta permen.

“ya ya kita makan di restoran Indonesia. “

“horeeeeee, kau baik sekali oppa”

“aku kan memang baik. Tampan lagi”

“cih, kenarsisanmu hampir menandingi heecul oppa sekarang.”

“memang itu kenyataanya” kataku dengan balasan desisan tajam Hyunna.

AUTHOR POV

Hari ini akan menjadi hari yang sangat bersejarah untuk para member SHINee, karena siang ini mereka akan menjalani penampilan pertama mereka alias debut. Mereka sangat menantikan hari ini, terlihat dari persiapan matang mereka untuk memperkenalkan diri pada kancah dunia permusikkan Korea.

Mereka akan melakukan debutnya di acara Music Bank, salah satu acara music terbesar di Korea. Mereka sedang bersiap-siap di ruang tunggu menunggu giliran mereka untuk tampil.

“Annyeonghaseyo” terdengar suara dari arah pintu masuk. Semua member kini melihat kea rah pintu masuk.

“Oh annyeonghaseyo Eunji noona, Minjie-ah, Hyungi-ah,  dan Hyunna-ah. Kalian ternyata datang kemari? Kukira kalian lupa dengan debut kami.” Gurau Minho saat melihat bahwa teman-teman trainee nya lah yang datang.

“tentu saja kami tidak akan lupa. Kau pikir kita akan sejahat itu?” tanya Minjie tajam.

“ani, bukannya begitu. Ya sudah silahkan masuk para gadis cantik.”

“haha terimakasih oppa” Hyunna terlihat geli melihat Minho memepersilahka dia dan yang lainnya masuk.

“ya Hyunna-ah, kenap kau ada disini? kukira kau ada di ruang ganti Super Junior. Kyuhyun hyung kan akan tampil hari ini.” tanya Jinki tiba-tiba. Yang lainnya juga menganggukan kepalanya tanda setuju kecuali Taemin yang terlihat muram mendengar pertanyaan Jinki barusan.

“yak! Kenapa oppa berkata seperti itu? Tentu saja aku akan disini menyemangati kalian. Lagipula aku dan Kyuhyun oppa memangnya kenapa? Kenapa harus ada di ruang gantinya segala?” tanya Hyunna jengkel. Sudah jelas dia akan ada disini dan menyemangati member SHINee yang sudah dianggap sebagai oppa-nya sendiri, eh mereka malah memberinya pertanyaan bodoh seperti itu.

“bukannya kalian pacaran?” tanya Jonghyun polos.

“aissh kalian ini, aku tidak pacaran dengannya tauk! Udah ah, lebih baik kalian bersiap. Sebentar lagi akan tampil kan?” Hyunna membantu Minho merapikan rompinya yang sedikit kusut.

“ne, doakan kami ya!” seru Jinki semangat. Mereka berlima pun –SHINee member, mulai melakukan pemanasan kecil sebelum dipanggil ke atas panggung.

“Ayo anak-anak, sekarang waktunya kalian tampil.” Seru Manager SHINee dari arah pintu masuk. Member SHINee pun langsung berhamburan kearah pintu.

“HWAITING SHINee!!!” teriak Eunji, Minjie, Hyungi dan Hyunna serempak.


PARK HYUNNA POV

Penampilan SHINee barusan sangatlah menakjubkan. Tidak heran melihat kerja keras mereka selama ini. Tidak hanya penonton yang mengagumi penampilan mereka, tetapi para seniornya pun mengungkapkan hal yang sama. Sekarang mereka terlihat sedang di wawancarai perihal penampilan mereka sekaligus tentang debut mereka tentu saja.

Setelah beberapa menit menahan pipis, akhirnya aku tidak tahan dan meminta izin ke toilet. Setelah menyelesaikannya, aku cepat-cepat kembali ke tempat duduk penonton tetapi di tengah jalan aku dihadang seseorang.

“Kyuhyun oppa?” tanyaku.

“Hey, kau disini juga rupanya. Kenapa tidak ke ruanganku? Para memberku juga pasti akan senang jika melihat kau datang.”
Tanyanya, sedikit bernada cemburu karena aku tak mendatangi ruang ganti Super Junior.

“Mianhe oppa, aku tadi menyemangati SHINee oppadeul dulu. Mereka kan teman seperjuanganku.”

“ya, setidaknya kau memberitahuku kalau kau datang. Oh ya, aku mau memberimu sesuatu.”  Kyuhyun oppa terlihat mencari-cari sesuatu dalam saku blazernya.

“memberiku sesuatu? Apa itu oppa?” tanyaku penasaran.

“ini..” ia menyodorkan kotak beludru berwarna biru sapphire kepadaku. aku membukanya perlahan.

“oppa…? ini kan?” aku terbelalak kaget saat mendapati kalung berliontin hati yang kulihat di toko perhiasan tempo hari ada dihadapanku sekarang.

“aku tahu kau menyukainya, jadi aku beli.”

“ini kan mahal oppa.” seruku tak enak. Harga kalung itu 1 juta won, makanya aku tidak enak diberi Cuma-Cuma seperti ini.

“aiish, tidak usah merasa sungkan seperti itu Hyunna-ah” Kyuhyun oppa mengacak-ngacak rambutku gemas. Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, tapi kurasa ini artinya aku harus cepat-cepat memutuskan bagaimana perasaanku yang sebenarnya pada pria ini,  dia terlalu baik untuk disakiti.


AUTHOR POV

Debut SHINee hari ini berlangsung sangat lancar. Manager sangat puas melihat penampilan mereka hari ini, para member juga terlihat sangat bersemangat. Semuanya kecuali Taemin.  Ia terus memikirkan Hyunna selama tampil diatas panggung, tetapi untunglah tidak mengganggu penampilannya hari ini.

“Hyung, aku ke toilet dulu ya” Manager Hyung hanya menganggukan kepalanya.

Taemin terus memikirkan Hyunna selama perjalanannya ke toilet dan langsung tertunduk lemas saat melihat Hyunna sedang berbincang dengan Kyuhyun. Sepertinya ia memberi sesuatu pada Hyunna. Ia sedikit kesal karena tidak bisa mendengar percakapan mereka karena jarak yang lumayan jauh.

Dia tidak habis pikir dengan kenyataan bahwa gadis yang ia tunggu selama ini sekarang ada dihadapannya, tetapi dengan sikap yang berubah tentu saja. Dulu, gadis itu sangat memperhatikan dan selalu ada disekitarnya, tetapi ia malah mengacuhkannya dan menganggapnya angin lalu. Sedangkan sekarang keadaan berubah 180 derajat dengan posisi ia yang diacuhkan. Apakah ini sebuah karma?

Dengan cepat ia masuk ke toilet pria dan pergi dari tempat itu secepat yang ia bisa. Ia tidak akan sanggup bertahan disana lebih lama lagi. Tidak setelah melihat binar bahagia yang Hyunna pancarkan saat ia bersama Kyuhyun. Ia tidak pernah mau menjadi pihak yang menyebalkan.

“Yak kau ini kenapa lagi? Akhir-akhir ini kau selalu saja menekuk wajahmu seperti itu?” bentak Minho saat melihat Taemin kembali dengan wajah yang lebih menyedihkan daripada sebelumnya.

“aku hanya kelelahan Hyung,” bohong Taemin. ia benar-benar tidak punya energy untuk menjelaskan masalah yang sebenarnya.

“araseo, tapi bisakah kau menikmati malam ini saja? Kau benar-benar tidak mau melewatkan hari penting ini kan? Kau sangat aneh” ujar Jinki dengan wajah kebingungan.

“ne hyung. Aku akan menikmati malam debut kita ini” Taemin pun memaksakan senyum d bibirnya mencoba mengenyahkan pikiran tentang Hyunna di otaknya.


PARK HYUNNA POV

Aku terus saja memperhatikan kalung hati pemberian Kyuhyun oppa kemarin sebelum ia naik ke atas panggung. Ini benar-benar membuatku pusing setengah mati. Aku tidak tahu apakah aku harus kegirangan karena dicintai salah satu member boyband paling terkenal se-antero Korea, atau aku harus sedih karena aku merasa dibebani oleh perhatiannya? Aku harus memutuskan perasaanku yang sebenarnya pada Kyuhyun oppa agar aku terbebas dari situasi yang pelik ini.

Aku baru saja akan beranjak ke dapur untuk mengambil minum saat ponselku bergetar. Shyn Hye eonnie menelfonku dan memintaku untuk menemuinya di café dekat gedung SME. Aku menyetujuinya dan segera bersiap sebelum aku keluar dari asramaku.

“Annyenong Eonnie. Ada apa eonnie memintaku untuk bertemu hari ini? Apakah sesuatu yang sangat penting?” tanyaku to the point saat menemukan sosok eonnie di meja dekat jendela di café tempat kami janjian.

“kau ini, mau bertemu saja memangnya tidak boleh? Kau kan juga masih berstatuskan adikku.” Ujar eonnie marah merasa tidak diperdulikan.

“bukan begitu maksudku eonnie, tapi tak biasanya kau begini.”

“sebenarnya aku mau menunjukkan ini padamu. Kurasa ini benda yang sangat penting untukmu karena dulu kau selalu membawanya kemana-mana. Bukankah kau yang memaksaku untuk membantumu mengingat masa lalumu?” Eonnie mengulurkan buku lusuh berwarna pink kepadaku. aku mengernyit mencoba mengingat buku itu dalam otakku.

“kurasa ini diarymu. Aku tak berani membukanya karena ini adalah barang pribadimu.”

“dimana kau menemukannya?”

“aku menemukannya di gudang saat aku mencari buku lamaku disana. Aku penasaran dengan isi salah satu kardus dan membukanya. Ternyata isinya adalah barang-barangmu saat masa itu dan aku menemukan diary itu. Kurasa , buku itu bisa membantumu mengingat.”

“gomawo eonnie, kau benar-benar membantuku. Jeongmal gomawo~” aku bangkit dan memeluknya erat. Sangat berterimakasih memiliki eonnie sebaik dia.

“Cheonma, o, jam berapa sekarang? Aku harus segera kembali ke kantor. Hari ini aku ada meeting dengan client.” Eonnie melepaskan pelukanku dan segera bangkit dari duduknya. Dia benar-benar sibuk akhir-akhir ini.

Aku melambaikan tanganku saat mobil eonnie baranjak pergi. Aku bersikeras untuk naik bisa dan menolak diantar olehnya, aku tak mau membuatnya terlambat meeting. Saat mobil eonnie benar-benar menghilang dari pandangan, aku melangkahkan kakiku kearah halte dan menunggu bis dengan pikiran melayang. Hidupku kali ini penuh dengan misteri. Mulai dari masa laluku, Taemin, dan Kyuhyun. Energinya seperti disedot hanya dengan memikirkan nya saja.

Bis yang menuju kea rah asrama tidak kunjung datang, aku mendesah perlahan. Karena benar-benar bosan, akhirnya aku membuka diary lamaku itu dan membacanya seksama, mencoba memahami isinya. Tulisan awal-awalnya hanya menceritakan keseharianku bersama appa, eomma dan eonnie ku. Terkadang menceritakan teman-temanku disekolah. Lalu lama kelamaan, tulisanku berubah menjadi agak “aneh”. Aku mebacanya lebih teliti sekarang.

“hari ini aku menemukannya lagi dengan tampang stress di bangku taman, sepertinya ia tidak bisa mengerjakan pr nya lagi, hahaha. Dia pintar enggak sih? Katanya ia selalu meraih peringkat ketiga dikelasnya tapi ia selalu menunjukkan ekspresi seperti itu saat mengerjakan pr nya. Aku mendekatinya dan membantunya mengerjakan soal yang menurutku sama sekali tidak susah itu. Ia menatapku takjub sehingga membuatku malu. Aku langsung berlari pulang karena tidak tahan dengan tatapannya itu, aku takut perasaanku semakin meningkat kepadanya.”

Aku terkejut dengan salah satu isi diary tersebut yang adalah tulisanku sendiri. Apa aku menyukai seseorang saat itu?

“aku tahu kemarin bola basketnya dirobek oleh Chunji si tengil itu dan aku berniat meminjamkannya bola basket yang kuminta dengan paksa pada Appa tadi siang. Aku benar-benar tidak suka melihat bersedih seperti tadi pagi, dan saat aku meminjamkan bola basketku itu, aku sempat terpana saat mendapati senyum tulusnya padaku. Ini benar-benar kejadian yang sangat langka! Biasanya ia akan mengacuhkanku begitu saja, tetapi tadi ia tersenyum kepadaku! EOMMA!!! Aku benar-benar jatuh hati pada namja cuek satu itu.”

Jatuh hati? Pada siapa? Aku benar-benar penasaran siapa namja yang aku sukai saat itu. Dalam tulisanku itu terkesan aku sangat memuja namja itu sehingga aku mau melakukan apapun untuknya. Sebegitu nya kah aku saat itu?

“aku tahu ini adalah ide gila yang pernah aku pikirkan selama hidupku, tapi aku benar-benar harus mengatakannya sebelum aku berubah menjadi gila. Aku tak peduli dengan reaksinya nanti, pokoknya AKU HARUS MENYATAKAN PERASAANKU PADANYA HARI INI JUGA! Doakan aku yan diary, semoga dia tidak marah padaku ^^ semoga saja….”

MWO?!?! Menyatakan perasaanya? Apa aku sudah gila?! Aku tak habis pikir apa yang aku pikirkan saat itu sehingga aku berani mengutarakan perasaanya. Tapi aku sekarang penasaran bagaimana kelanjutan kisahku itu. Apakah aku diterima oleh namja itu? Kalau tidak, aku tak bisa membayangkan rasa sakit hatinya aku saat itu.

Aku membuka halaman selanjutnya dan hanya terdapat 2 kalimat disana. Aku mengerutkan keningku karena aku tak mengerti maksud kalimat tersebut. 2 kalimat tersebut menjadi tulisan terakhir di diary ku.

“Itu semua sangat jelas dimataku dan kuakui ini adalah akhir. Aku hanya bisa mengucapkan selamat.”


CHO KYUHYUN POV

Aku baru saja menjalani pemotretan dan sekarang aku hanya ingin istirahat saat manager mengatakan aku tidak punya jadwal setelah ini. Baguslah, aku benar-benar lelah saat ini.

Baru saja aku akan membelokkan mobilku menjauhi halte bis saat mataku terarah pada sosok gadis yang sedang asyik membaca di bangku halte. Aku pun menepikan mobilku dan menghampirinya dengan menggunakan alat penyemaranku sebelumnya tentu saja. 
Aku seperti disuntikan energy semangat saat melihat gadis itu sekarang. Aku menepuk pundaknya pelan.

“Oppa..” ia terlihat kaget dengan tepukanku. Wajahnya sangat polos saat terkejut seperti itu, semakin membuatnya terlihat cantik.

“Hey, sedang apa kau disini sendirian?” tanyaku setelah duduk di bangku sebelahnya.

“aku baru saja mau bertanya seperti itu padamu hehehe aku baru menemui eonnieku tadi dan oppa sedang apa disini? Kau tidak takut dikenali fans-fansmu?.” Tanyanya heran.

“aku baru saja pulang pemotretan dan melihat kau duduk disini sendirian. Hmm, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke taman Hyunna-ah? Aku benar-benar butuh refreshing nih setelah pemotretan tadi.” Rengekku. Aku ingin berlama-lama dengannya hari ini, tubuhku butuh refreshing dan kurasa dia bisa menyuntikan cairan semangatnya padaku kkkk~

“o, ayo, kita ke taman yang biasanya oppa? kurasa taman itu tidak akan ramai dan kau tak harus takut dikenali fansmu.”

“baiklah. Kita ke taman yang biasa saja kalau begitu”

“apa yang sedang kau baca tadi? Sepertinya kau sangat menghayati buku itu.” Tanyaku saat kami sudah duduk di bangku taman.

“oh.. buku? Buku itu diaryku oppa.”

“diarymu? Kau sedang bernostalgia dengan diary mu itu?” tanyaku geli.

“ani, sebenarnya aku sedang berusaha mengingat ingatanku dengan bantuan diary ku ini.”

“mengingat ingatanmu?” tanyaku heran. Kenapa dia harus mengingat ingatannya?

“ne, aku pernah hilang ingatan oppa.”

“MWO?! Benarkah? Kapan kau hilang ilangatan? Dan kenapa bisa?” tanyaku bertubi-tubi.

“kata eommaku aku kecelakaan saat aku berumur 8 tahun dan menyebabkan aku hilang ingatan. Sampai saat ini aku belum bisa mengingat masa kecilku itu.” Terdengar nada muram di ucapannya barusan. aku memeluk bahunya mencoba memberinya semangat. “aku merasa ada yang hilang dalam ingatan ku itu dan membuatku merasa bersalah. Sekarang aku berusaha untuk mengingatnya dan membebaskan rasa bersalah ku itu.”

“sebegitu pentingnya kah?”

“penting sekali!”

“aku harap kau bisa mengingatnya lagi Hyunna-ah bila itu begitu penting bagimu. Aku tidak suka kau sedih begini jadi kumohon berbahagialah.” Dia menoleh cepat kearahku, terkejut akan kata-kata barusan. aku menghela nafas sejenak, mengumpulkan keberaniaanku lagi seperti waktu itu.

“oppa…”

“aku mencintaimu Hyunna, sungguh. Aku tidak terkejut karena barusan kau bilang kau pernah hilang ingatan, tapi jauh dari itu semua aku sangat terkejut karena banyak hal yang aku tidak aku ketahui tentang kau, sangat banyak malah. Jadi ku harap kau mau menerima ku sebagai kekasihmu agar aku bisa mengenalmu lebih jauh dan lebih baik.” Aku menggenggam tangannya erat. Mencoba meyakinkannya bahwa aku sungguh-sungguh mencintainya.

“oppa… tapi, aku belum yakin dengan perasaanku sendiri. Aku masih terlalu bingung dengan perasaanku kepadamu.” Ujarnya dengan kepala tertunduk. Aku mendesah kecewa. “maafkan aku oppa, tapi jika kau mau aku bisa memikirkannya lagi”

“aku tunggu kau disini sesudah makan siang, jangan sampai terlambat dan pikirkan dengan baik tawaranku.” Kataku sehalus mungkin, mencoba mengerti. “banyak gadis yang ingin berada di posisimu, jadi berbanggalah.” Godaku, dia tersenyum malu.
“ne oppa, besok siang disini.”

“oke, oh kurasa hari sudah mulai gelap. Kau mau pulang bersamaku?”

“ne, kajja oppa..”


LEE TAEMIN POV

Aku merapatkan mantelku lebih erat lagi karena angin sore ini begitu menusuk tulangku. Walaupun sudah memakai baju berlapis-lapis tapi tetap saja angin di musim gugur ini begitu menyebalkan. Hari ini aku mengunjungi rumah orangtuaku sekaligus merayakan debutku kemarin, mereka sangat senang karena akhirnya aku sudah bisa menggapai mimpiku, menjadi seorang idola.

Aku tak begitu lama di rumah orang tuaku, yang juga rumahku, karena aku lupa kalau ada wawancara malam ini dan tadi Minho Hyung menelfonku untuk segera pulang karena kami harus berlatih terlebih dahulu.

Aku melangkahkan kakiku di sepanjang taman menuju halte terdekat, motorku baru saja masuk bengkel jadi aku terpaksa naik bis hari ini. Tiba-tiba aku mendengar suara yang begitu familiar di dalam taman tersebut, karena penasaran aku membelokkan diri ke dalam taman tersebut, mencari si ‘sumber’ suara. Aku mengintip dari balik pohon dan mencoba mendengarkan orang itu berbicara lagi.

“kata eommaku aku kecelakaan saat aku berumur 8 tahun dan menyebabkan aku hilang ingatan. Sampai saat ini aku belum bisa mengingat masa kecilku itu.” Bukankah itu Hyunna? “aku merasa ada yang hilang dalam ingatan ku itu dan membuatku merasa bersalah. Sekarang aku berusaha untuk mengingatnya dan membebaskan rasa bersalah ku itu.” aku melonjak kaget mendengar pernyataannya. Dia merasa bersalah?

“sebegitu pentingnya kah?” tanya namja disebelahnya. Namja itu tidak terlalu terlihat karena posisinya membelakangiku.

“penting sekali!” seru Hyunna membuat namja disebelahnya terkejut.

“aku harap kau bisa mengingatnya lagi Hyunna-ah bila itu begitu penting bagimu. Aku tidak suka kau sedih begini jadi kumohon berbahagialah.” Ujar namja itu lembut. Tanpa kusadari rahangku mengeras mendengar kata-katanya barusan, huh memangnya dia pikir dia siapanya Hyunna?

“oppa…” Hyunna membelakkan matanya.

“aku mencintaimu Hyunna, sungguh. Aku tidak terkejut karena barusan kau bilang kau pernah hilang ingatan, tapi jauh dari itu semua aku sangat terkejut karena banyak hal yang aku tidak aku ketahui tentang kau, sangat banyak malah. Jadi ku harap kau mau menerima ku sebagai kekasihmu agar aku bisa mengenalmu lebih jauh dan lebih baik.” MWO?! Apa-apaan namja itu? Dia mau merebut Hyunna-ku hah? Aku mendengus sebal.

Eh, Hyunna-ku? Kenapa aku bisa berpikiran seperti itu? Sejak kapan aku memilikinya? Tapi bukankah dia pernah tergila-gila padaku saat kecil? Dia bahkan selalu mendekatiku saat itu. Ah iya aku baru ingat, dia kan kehilangan ingatannya tentangku. Jadi bagaimana dia tahu kalau dia pernah menyukai sebegitu banyaknya? Dan sekarang malah aku yang menyukainya begitu banyak, Sial!

Saat aku baru mau meninggalkan percakapan brengsek ini, terdengar suara Hyunna bergetar.

“oppa… tapi, aku belum yakin dengan perasaanku sendiri. Aku masih terlalu bingung dengan perasaanku kepadamu.”  Aku nyaris berteriak saking senangnya mendengar jawaban Hyunna. aiish , gadis ini memnbuat jantungku tidak karuan saja. Terdengar helaan kecewa si namja itu. Hahaha aku tersenyum evil sekarang.

“maafkan aku oppa, tapi jika kau mau aku bisa memikirkannya lagi” JGER!! Yaaaakkkk!!! Kenapa kau memberinya kesempatan Hyunna?!?! aaaaah aku mengacak-acak rambutku frustasi.

“aku tunggu kau disini sesudah makan siang, jangan sampai terlambat dan pikirkan dengan baik tawaranku.” Cih, bilang saja ingin berduaan lagi bersama Hyunna. pakai suruh-suruh Hyunna memikirkan tawarannya lagi. eerrrr ……

 “banyak gadis yang ingin berada di posisimu, jadi berbanggalah.” Hueekkk, rasanya ingin muntah mendengar godaanya pada Hyunna.

“ne oppa, besok siang disini.” Aku tertegun melihat senyum tulus Hyunna tersungging untuk namja misterius itu. Remuk sudah hati ini. Aku merasa tidak ada lagi kesempatan untukku mendekati Hyunna.

“oke, oh ya aku baru ingat ada latihan sore ini. Kau mau pulang bersamaku?” Namja itu akhirnya berdiri dan membalikan badannya. Aku terkejut saat mengetahui bahwa namja misterius itu adalah…KYUHYUN HYUNG? Sainganku adalah sunbae ku itu? Hhaaah aku sudah menduganya.

“ne, kajja oppa..”

Setelah mereka pergi, aku terduduk di bangku taman yang mereka duduki tadi. Hatiku hancur lebur. Pupus sudah harapanku bahwa Hyunna akan mengingatku lagi dan kembali ke sisiku, tapi ternyata dia sudah mendapatkan kebahagiaannya sendiri dan itu bukanlah denganku…


PARK HYUNNA POV

Aku tidak tahu mengapa akhir-akhir ini Taemin selalu menghindariku. Entah itu menolak pergi bersamanya, tidak menatap matanya saat ia berbicara bahkan ia selalu menjauh saat aku berada di dekatnya. Pernyataan cinta (lagi) Kyuhyun oppa sepertinya memperparah situasiku. Aiiissh situasinya semakin rumit saja.

Aku berjalan terhuyung menuju pintu dorm ku, hari ini begitu melelahkan. Aku ingin berbaring ditempat tidurku saat ini juga. Sesaat sebelum aku mau mengetikan password dorm ku, aku melihat Taemin keluar dari pintu lift. Kakiku refleks berlari meghampirinya. Aku begitu ingin mendengar suaranya sekarang.

“Taemin-ah!” teriakku cukup keras membuat Taemin berhenti di tempat. Ia menoleh dan sedikit terkejut diteriaki begitu.

“o annyeong Hyunna..” sapanya. Matanya kembali tidak menatapku saat berbicara, membuatku sedikit….kecewa?

“annyeong Taemin-ah, sudah lama kita tidak bertemu.” Kataku basa-basi.

“begitukah? Tanyanya. Dan kali ini ia menatap mataku tajam.

“hm ne. kau pasti sangat sibuk akhir-akhir ini. Oh ya Taemin-ah, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”

“ne, aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Hm bertanya apa?”

“hm… hhh…apa..kau benar-benar…tak mengenalku? “ tanyaku ragu. Aku masih belum percaya kalau Taemin tak mengenalku sedangkan ia mengenal eonnieku. Apakah itu masuk akal?

“kk..kenapa kau bertanya itu lagi padaku? Aku benar-benar tak mengenalmu sebelumnya, sungguh. Kenapa aku harus berbohong padamu.” Jawabnya sedikit bernada tersinggung.

“mianhe taemin-ah, tapi aku hanya merasa aku mengenalmu dan kau juga. Taoi sepertinya aku salah.” Sedetik aku melihat tatapan bersalah di mata Taemin, tapi detik berikutnya menghilang. Mungkin hanya halusinasiku saja. Tiba-tiba, kepalaku berdenyut keras membuatku sedikit mengernyit.

“kalau tidak ada yang mau dibicarakan lagi, aku duluan ya Hyunna-ah. Aku harus cepat-cepat kembali ke dorm. Annyeong” pamitnya dan segera berlalu dari hadapanku tanpa mendengar jawabanku terlebih dahulu.

Denyutan di kepalaku semakin terasa menyakitkan. Pandanganku mengabur seketika dan detik berikutnya semua sudah berubah menjadi hitam….

**

“kau mau pergi kemana Hyunna? Appa sebentar lagi pulang dan dia akan sangat marah jika kau berkeliaran sore-sore begini.” Tanya Eomma saat aku baru akan membuka pintu untuk keluar. Sial! Ketahuan Eomma lagi-rutukku.

“aku ada janji dengan temanku eomma, aku harus pergi sekarang. Ia sudah menunggu lama di taman” dustaku. Aku tak mau eomma menggagalkan rencana yang sudah kususun sejak semalam.

“aiish anak ini, ya sudah jangan lama-lama, eomma takkan menolongmu jika kau pulang malam dan dimarahi appa.”

“ne eomma, aku takkan lama.” Semoga saja takkan lama-doaku dalam hati.

“oh ya, kalau kau bertemu eonnie-mu suruh dia cepat pulang juga.” Perintah eomma. Eonnie sedang kerja kelompok di rumah Hana eonnie dan rumahnya tidak jauh dari taman yang akan kudatangi.

“ne eomma, aku pergi dulu.”

“hati-hati di jalan, jangan malam-malam pulangnya.” Eomma mengingatkanku lagi sebelum benar-benar masuk ke rumah.

**

Hari ini aku bermaksud menghampirinya lagi di taman. Biasanya dia akan duduk di bangku taman pada jam-jam segini, entah itu untuk mengerjakan pr atau sekedar bermain bersama teman-temannya.

Dia, Lee Taemin. cinta pertamaku. Cinta pada pandangan pertamaku. Ia adalah tetanggaku dan entah kenapa dia selalu membuat hari-hariku lebih berwarna. Walaupun aku masih 8 tahun tapi aku sudah sadar bahwa apa yang kurasakan setiap di dekatnya adalah gejala jatuh cinta. Mungkin kalian menganggap aku hanya cinta monyet kepadanya tapi apakah gejala-gejalaku ini hanya akan dikatakan sebagai cinta monyet?

Jantung yang berdegup kencang saat melihat matanya, kaki yang gemetar saat mendengar suaranya, tubuhku yang menegang saat melihat tawanya. Apakah anak normal seumuranku akan merasa hal yang sama sepertiku itu? Apa aku terlalu cepat dewasa? Entahlah. Tapi aku tidak perduli dengan perasaanya kepadaku, bahkan aku tidak ambil pusing jika dia tak mengetahui namaku. Yang terpenting adalah dia terbiasa dengan kehadiranku di sekitarnya, itu membuatku merasa sangat berguna.

Tapi hari ini aku memberanikan diriku untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Mengatakan bahwa alasan aku selama ini selalu disisinya karena aku mencintainya. Tak perduli bagaimana tanggapannya  aku akan tetap mengatakannya, sekalipun aku tahu ia akan menolakku. Aku terus mengingat kata-kata yang kurangkai di rumah agar tidak terlihat bodoh di depannya-meskipun ini memang tindakan bodoh- dan mempercepat langkahku kearah taman.

Aku melihatnya sedang membaca buku sendirian dan berniat berlari ke arahnya sebelum aku melihat seorang gadis –sepertinya lebih tua dariku- menghampirinya duluan dan menepuk pundak Taemin. Wajahnya tidak terlalu jelas terlihat karena ia membelakangiku. Taemin  segera menoleh dan tersenyum sangat lebar saat melihat gadis itu. Aku belum pernah melihat dia tersenyum seperti itu padaku dan aku sedikit terpana. Lalu aku mengendap-endap mendekati semak-semak dekat bangku mereka dan mencoba menguping pembicaraan mereka.

“annyeong nunna, ternyata kau datang juga.” Sapa Taemin dengan nada riang. Terlihat sangat girang bisa berbicara dengan gadis didepannya itu.

“annyeong Taemin-ah, hey ada apa memintaku datang kemari?” DEG! Aku mengenal suara itu. Sangat mengenalnya malah. Dengan ragu aku melihat gadis itu lebih seksama, dan itu ternyata…

“Shyn Hye nunna, begini, aku memintamu datang kemari karena aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Mungkin kau akan menertawakanku tapi aku benar-benar tulus saat mengatakannya jadi dengarkan baik-baik. Sebenarnya….aku…sangat menyukaimu. Maukah kau menjadi pacarku?” JEGEEEERRRR!!!! Bagai disambar petir di siang bolong, aku membeku seketika di tempat.
Apa aku berhalusinasi? Apa aku tidak sedang bermimpi buruk? Ini benar-benar sulit dipercaya! TAEMIN MENYUKAI EONNIE KU SENDIRI! Apa ada yang lebih menyakitkan daripada itu? Aku sangat menyukai Taemin tentu saja dan aku tidak ingin melepaskan Taemin begitu saja, tapi kenyataan bahwa Taemin menyukai eonnie membuatku sangat frustasi. Ia menyayangi eonnie dan itu sudah menjadi keputusan mutlak bagiku. Haah, rasanya begitu sakit. Tapi aku harus rela, demi kebahagian Taemin dan tentu saja untuk eonnie juga.
Aku keluar dari tempat persembunyianku dan melangkah gontai kearah rumah. Aku sudah kalah dan aku harus menerima kekalahanku.

**

Keesokan harinya…

Aku membuat lagu semalaman, lagu perpisahan untuk Taemin. hahaha aku masih kecil tapi kepikiran membuat lagu perpisahan seperti itu, tapi aku harus berpisah dengan Taemin. ia kan sekarang menjadi pacar eonnie ku.

“kau sedang apa Hyunna-ah? Sepertinya sibuk sekali.” Tiba-tiba eonnie sudah berada di sebelahku. Aku cepat-cepat menutup buku diaryku yang terbuka dengan buku tebal di dekatku.

“ani,hanya sedang mengerjakan pr ku.” Kataku sedikit ketus. Entah kenapa melihatnya membuat hatiku sangat pedih.

“oh, apa kau butuh bantuanku?” tawarnya dengan suara lembut. Aku jadi merasa bersalah sudah berkata ketus seperti itu. tapi aku benar-benar tidak bisa menahan emosiku setiap melihat wajah eonnie ku.

“tidak usah, aku bisa melakukannya sendiri. Jadi bisakah eonnie keluar dari kamaku sekarang? Aku benar-benar tidak ingin diganggu.” Usirku dengan suara dingin. Benar-benar menyiratkan emosiku. Akhirnya, eonnie mengalah dan meninggalkanku sendirian dengan wajah bingung. Dengan begini aku bisa berkonsentrasi dengan lagu buatanku dan sedikit demi sedikit menghapus rasa cintaku pada Taemin.

**

“Taemin-ah gomawo” kataku saat aku sudah duduk berdua dengannya di bangku tempat biasa dia duduk.

“untuk apa kau berterima kasih padaku? Memangnya apa yang ku beri padamu? Seharusnya aku yang berterimakasih” tanyanya heran. Aku sedikit terkesiap dengan kata-katanya barusan.

“terimakasih telah menjadi temanku. Kau adalah teman terbaikku Taemin-ah. Kau membuatku merasa beruntung menjadi temanmu” ujarku lalu berdiri dan tersenyum kepadanya. Aku mengamatinya lekat, mencoba mengukirnya di ingatanku, mencoba mengingat setiap lekuk wajahnya dalam mataku dan mencoba kuat untuk bisa menjauhinya secepat mungkin.

“gomawo Taemin-ah , jeongmal gomawo.” Aku segera berbalik dan meninggalkannya begitu saja. Aku benar-benar sudah tidak tahan untuk menahan air mataku untuk tidak jatuh. Aku berlari dan terus berlari tanpa tujuan, sampai akhirnya aku sampai di jalan besar.

Aku meraba-raba celana jeansku dan baru menyadari bahwa ipod berisikan rekaman lagu perpisahan ku untuk Taemin sudah lenyap. Aku tidak peduli lagi dan mencoba menenangkan hatiku yang sudah benar-benar hancur. Aku berjalan sempoyongan dan tidak menyadari bahwa ada truk yang sedang berjalan kearahku, dan detik berikutnya aku…..

**

”HUAAAAA” aku berteriak dengan kencang saat truk tadi menghantam tubuhku dengan keras.

“Hyunna-ah, kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu sekarang?” Eonnie membantuku untuk duduk dan memberiku segelas air. Aku menatapnya lekat.

“Eonnie…aku mengingatnya sekarang.” Kataku tercekat.

“kau sudah sembuh? Begitukan? Syukurlah Hyunna~” Eonnie merengkuhku dalam pelukannya, terlihat begitu bahagia mendengarku sudah terbebas dari bebanku selama ini.

“tapi ada satu hal yang ingin aku tanyakan pada eonnie.” Kataku serius.

“tanya apa Hyunna? oh ya tunggu sebentar, aku akan panggilkan eomma dulu.” Aku cepat-cepat menahan tangannya agar dia tidak pergi. Aku harus bertanya sekarang, aku harus tahu.

“apa dulu eonnie menerima Taemin? apa kalian pernah pacaran saat itu?” tanyaku hati-hati. Aku takut jawabannya itu tidak sama dengan harapanku saat ini.

“hah? Apa maksudmu Hyunna? kenapa dengan Taemin? “

“Taemin pernah menyatakan perasaannya pada eonnie, satu hari sebelum aku tertabrak dan amnesia. Tolong beritahu aku apakah kau menerimanya saat itu?”

“aa..aani. aku tidak menerimanya. Aku hanya menganggapnya sebagai adikku. Wae?” aku menghela nafas lega saat mendengar jawabannya. Berarti saat itu aku tidak harus patah hati dan terkena amnesia seperti ini. Aku seharusnya bisa memperjuangkan cintaku sampai akhir. Aaah aku harus bertemu dengan Taemin secepatnya.

“aku hanya..”

“Hyunna-ah.. kau sudah sadar? Kau baik-baik saja?” tiba-tiba pintu terbuka dan Kyuhyun oppa berdiri disana dengan tampang khawatir. Aku terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba itu.

“Oppa, o aku baik-baik saja. Oh ya aku punya sesuatu yang harus aku bicarakan dengan oppa. eonnie bisakah kau keluar sebentar?”

“baiklah”

“ada apa Hyunna-ah? Kedegarannya sangat serius.” Tanya Kyuhyun oppa setelah duduk di kursi sebelah tempat tidurku.

“aku sebenarnya ingin….mengembalikan ini. Mianhe.” Aku meyodorkan kotak perhiasan berisi kalung hati yang dulu pernah diberi kyuhyun oppa padaku yang aku ambil dari mantel yang tergantung di samping ranjangku.

“wae? Apa kau tidak menyukainya? Kalau kau tidak suka aku akan membel…”

“bukan begitu oppa, tapi aku tidak bisa menerimanya.” Potongku. Ia terlihat syok.

“bukankah kau sudah bilang akan mencoba memikirkannya dulu?” tanyanya putus asa.

“oppa, aku sudah pernah bilang kan kalau aku hilang ingatan dan aku merasa ingatan itu sangat penting? Aku sudah mengingatnya sekarang.”

“benarkah? Lalu apa yang membuatnya terlihat begitu sangat penting?”

“karena itu adalah ingatan tentang cinta pertamaku. Cinta yang aku pendam sendirian. Cinta yang membuatku merasakan indah pahitnya kehidupan. Dan cinta yang membuatku kehilangan ingatan tentangnya…” aku mengehela nafas sebentar dan mencoba menenangkan jantungku yang berdegup kencang mengingat Taemin.

“aku mencintainya seumur hidupku. Walaupun aku masih sangat kecil saat itu tapi benar-benar sangat mencintainya. Dan cinta itu tetap bertahan sampai saat ini meski aku pernah melupakannya. Jadi maafkan aku oppa, aku benar-benar tidak bisa.” Aku menundukkan kepalaku , tidak cukup berani memandangnya karena sudah aku tolak.

“aku tidak akan berpura-pura aku baik-baik saja sekarang setelah menerima penolakanmu. Tapi aku tidak bisa menjadi egois hanya karena ingin memilikimu seutuhnya. Aku ingin kau bahagia dan itu harus dibayar rasa sakit hatiku. Tapi itu tak apa. Mencintai tak pernah bersyarat bukan? Dan aku harus menerimanya. Terimakasih karena sudah mengajariku banyak hal selama ini. Terimakasih.” Aku membelalak kaget mendengar ucapannya. Aku menatap matanya dan menemukan kejujuran disana. Dia terlalu bak untuk aku sakiti seperti ini.

“mianhe opaa, jeongmal mianhe..”

“kau harus mendapatkan cintamu itu lagi. jangan buat aku menyesal dan menarikmu kembali.”

“gomawo oppa, kau pasti akan mendapatkan wanita yang lebih baik daripada aku. Pasti.”


LEE TAEMIN POV

Kemarin ia pingsan dan aku tidak bisa menolongnya. Aku harus terjebak dalam pekerjaanku. Aiiish menyebalkan. Aku sangat khawatir ia kenapa-napa.

Tapi kenapa aku harus merasa khawatir seperti ini? Bukankah ada Kyuhyun hyung? Dia pasti sangat senang , idola para remaja seantero korea sekarang menjadi kekasihnya. Aaaah JJINJA!!

“Taemin-ah…”

Sepertinya aku sudah mulai gila. Bahkan sekarang aku berhalusinasi sedang dipanggil olehnya. Padahal aku kan sekarang sedang diatap gedung SM, mana mungkin Hyunna ada disini.

“Taemin-ah…” terdengar suaranya lagi. sekarang aku benar-benar harus menelfon rumah sakit jiwa, memeriksa tingkat kewarasanku.

“YA! Apa kau tuli?” bentak Hyunna dihadapanku dengan wajah cemberut. Aku mundur beberapa lagkah karena kaget. Ternyata aku tidak gila karena itu memang suara Hyunna. aku menghembuskan nafas lega.

“N..NEO! kau benar-benar Hyunna?”

“bukan! Yaiyalah Taemin! aku ini Hyunna, Park Hyunna. memangnya siapa lagi?”

“bukannya kau sedang di rumah sakit?” tanyaku heran.

“aku baru saja pulang. Oh iya ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu,”

“hah? Mengatakan apa?”

“aku…aku mencintaimu.” Ucapnya lugas. DEG!

“aa..apa yang kau…bicarakan Hyunna?”

“ingatanku sudah kembali Taemin-ah, dan kau berbohong padaku. Kau pasti sudah mengenaliku saat melihat fotoku. Dan kau tahu, aku sangat senang bisa mengingatmu lagi.”

“jadi kau benar-benar  gadis yang selalu mengikutiku kemanapun? Gadis yang membuatku terbiasa dengan kehadirannya? Gadis yang meninggalkanku secara tiba-tiba?” tanpa terasa aku menetaskan airmata. Lebih tepat dibilang terharu.

“mianhe Taemin-ah, sebenarnya aku selalu mendekatimu saat itu karena aku…menyukaimu. Eh ani tapi..mencintaimu. dan aku mau jujur padamu sebelum aku mengetahui kalau kau….menyukai eonnieku. Aku kira aku sudah kalah dan aku hanya berharap kau bahagia dengan eonnie ku, bahkan aku membuatkan kau lagu perpisahan. Tapi ipodku hilang jadi aku tidak bisa memberikannya padamu.” Aku tercengang dengan penjelasannya. Mencintaiku? Apa aku sedang bermimpi sekarang? Dan bagaimana dia bisa tahu aku menyukai eonnienya?

“aku menguping pembicaraan kalian waktu itu. Dan mirisnya adalah itu saat aku mau menyatakan perasaanku padamu.” Katanya seolah membaca pikiranku. Tanpa disadari aku melangkahkah kakiku dan menarik tubuhnya dalam pelukanku.

“mianhe Hyunna, mianhe. Maafkan aku yang terlambat menyadari kehadiranmu. Maafkan aku yang mengacuhkanmu saat itu, maafkan aku.” Aku terus meminta maaf padanya. Aku menyadari kesalahanku yang membuatnya menderita dalam waktu yang tidak bisa dibilang sebentar.

“Taemin-ah, kau tidak salah. Aku saja yang bodoh.” Ujarnya dengan tawa hambar. Aku mempererat pelukanku agar ia berhenti berpikiran bodoh seperti itu.

“saranghae.” Kurasakan tubuhnya menegang dipelukanku.

“kau…menyukaiku?” tanyanya tak percaya.

“aku tidak menyukaimu, tapi mencintaimu. Bahkan aku menunggumu kembali selama ini, jadi tolong jangan merasa bodoh lagi, oke?” aku melepaskan pelukanku dan menatap matanya lembut. Ia sangat telihat cantik, walaupun wajahnya sudah berubah tapi dia akan tetap menjadi Hyunna-ku.

“ne, nado saranghae.” Katanya malu-malu.

Aku memeluknya lagi dan mengecup keningnya. Aku mendapatkannya kembali. My secret admirer^^

“oh ya, kalau yang kau maksud ipod mu itu berwarna biru dan lagu yang kau ciptakan itu adalah lagu yang kau nyanyikan saat latihan pertama kita, kau bisa mengambilnya di rumahku. Ku kira aku sedang beruntung karena mendapat ipod gratis, ternyata itu milikmu hehe.”

“aiish kukira itu hilang,” aku tertawa geli melihatnya misuh-misuh tak jelas seperti itu.

“jangan pernah pergi dariku lagi yaaa.” Aku menariknya lagi ke dalam pelukanku.

 END




Tidak ada komentar:

Posting Komentar