Cast: -Park Hyuna (Imaginary Cast)
-Lee Taemin (SHINee)
-Cho Kyuhyun (Super Junior)
Genre: Romantic
hah akhirnya ni ff beres juga. berapa lama ya ni ff gue kandung? bener deh pengen nangis rasanya. ff pertama gue yang amburadul ini akhirnya end juga bukakakakakak. ini akan menjadi part terpanjang dari sebelumnya. ^^
**
AUTHOR POV
Hyunna sedang bersiap saat ponselnya bergetar di atas tempat
tidur menandakan ada pesan masuk.
From: Kyuhyun oppa ^^
Hyunna-ah, aku tunggu
di lobi ya. Ppali! Kalau aku yang sampai duluan, kau harus mentraktirku makan
hari ini^^
Hyunna tersenyum setelah membaca pesan tersebut. Ia pun
mempercepat kegiatan berdandannya dan buru-buru keluar menuju lobi. bukannya
dia tidak mau mentraktir cowok itu makan, hanya saja ia tidak suka merasa
kalah.
“kau terlambat 40 detik Park Hyunna.” Kata Kyuhyun langsung
saat melihat Hyunna berjalan kearahnya.
“Yak oppa! Kau saja yang terlalu cepat, ini kan baru jam
13.55. kita kan janjian jam 14.00” Hyunna pura-pura marah. Ia memgerucutkan
bibirnya yang malah membuat Kyuhyun tambah gemas melihatnya. Ia pun lalu
mengacak-acak rambut Hyunna pelan. “kau mau membuat rambutku berantakan Oppa?”
“haha, kau ini galak sekali. Pokoknya aku tidak mau tahu,
kau harus mentraktirku makan malam. Aku ini kan datang kebih awal daripada kau”
“Cih, kau ini curang oppa. aku tahu ini hanya akal bulusmu
saja kan?” cibir Hyunna.
“aku tidak curang tahu.”
“aiissh, sudahlah Kajja! Aku tidak punya banyak waktu untuk
berdebat denganmu.”
“seperti nyonya besar saja kau ini. Mari kita berangkat
Nyonya Park Hyunna.” Ejek Kyuhyun sambil mengandeng tangan Hyunna keluar.
“kau menyebalkan oppa..” ujar Hyunna bercanda. Mereka pun
akhirnya meninggalkan gedung SME dengan candaan dan sesekali dengan pukulan
Hyunna ke bahu Kyuhyun. Tanpa mereka sadari, ada sepasang mata yang
memperhatikan gerak-gerik mereka dengan pandangan terluka.
LEE TAEMIN POV
Aku tidak tahu apa yang kupikirkan saat aku melihat fotonya
saat kecil. Aku terkejut, tentu saja. Bagaimana aku tidak terkejut saat tahu
Hyunna adalah gadis yang mengukitiku setiap hari lalu meninggalkanku begitu
saja dan membuatku trauma akan pertemanan. Dialah gadis yang aku tunggu selama
ini.
“Taemin-ah kau kenapa? Sakit? Kau harus istirahat sekarang,
besok kan kita debut.” Perintah Kibum hyung saat melihatku melamun sendirian di
sudut ruang latihan.
“ani hyung. Gwenchana. Aku hanya kelelahan saja.” Kataku
menenangkan takut membuat hyungku khawatir.
“kau terlihat pucat Taeminie, lebih baik kau istirahat
sekarang. Manager hyung juga pasti akan menyuruhmu istirahat kalau dia melihat
wajah pucatmu itu.” Ujar Jonghyun hyung.
“ah, baiklah hyung, aku akan ke kamar sekarang.” Aku pun
beranjak dan meninggalkan ruang latihan. Aku memang merasa letih sekali karena
menjalani latihan intensif pradebut, tapi aku tidak mau membuat hyungku
khawatir hanya karena aku mengeluh kelelahan, bukan gayaku banget.
Saat aku berjalan menuju lift, aku terpaku di tempat saat
melihat Hyunna bersama Kyuhyun hyung di lobi dengan adegan Kyuhyun hyung
mengacak-acak rambut Hyunna gemas. Memang tidak aneh melihat mereka berdua
akhir-akhir ini, tetapi aku merasa ada rasa sakit saat melihat wajah ceria
Hyunna saat ini. Dia begitu….bahagia?
Aku mengerang dalam hati, kenapa melihatnya dekat dengan
pria lain membuatku geram?. Aku mencoba menyangkal perasaan sakit itu dan
menganggapnya hanya sebagai rasa lelah sesudah latihan,tetapi yang ada tubuhku
menegang saat melihat Kyuhyun hyung menggandeng tangan Hyunna dan berjalan
bersama keluar dari gedung SME.
Kenapa gadis itu selalu membuatku penasaran? Dulu gadis itu
menghampiriku dan meninggalkanku dengan tiba-tiba, lalu sekarang? Dia malah
menumpuk rasa penasaran ku tanpa berusaha melepaskan beban ini dariku.
CHO KYUHYUN POV
“bagaimana kalau yang ini oppa? Ini jauh lebih bagus kan
dari yang tadi?” tanyanya sembari menunjukkan cincin berlian ke hadapanku.
“terlalu berkilauan, bukankah sudah ku katakan kalau eomma ku
tidak suka yang terlalu berkilau?” kataku lalu sambil mencari-cari perhiasan
yang menurutku cocok untuk dijadikan kado untuk eomma ku. Minggu depan adalah
hari ulang tahun eommaku, karena aku tidak tahu harus membeli apa untuk
kujadikan kado, jadi aku mengajak Hyunna untuk menemaniku mecarikan kado yang
pas. Dan kini kami terdampar di toko perhiasan.
“hm bagaimana kalau cincin yang ini oppa?”
“ini terlalu sedehana.”
“kalau gelang ini?”
“itu terlalu berwarna.”
“kalau kalung ini?”
“terlalu meriah desainnya.”
“YAK! Lalu yang mana? Daritadi kau hanya mengatakan terlalu
berkilaulah, sedehanalah, apalah… kau ini maunya yang seperti apa hah?”
bentaknya. Aku terkikik geli melihat wajahnya yang memerah menahan emosi,
sangat mempesona kataku.
“daritadi memang belum ada yang menarik minatku Hyunna-ah.
Ayolah, katanya kau mau membantuku,” rengeku manja.
“araseo, araseo. Jangan beraegyo didepanku seperti itu. Kau
membuatku ingin muntah saja”
“yak kau ini! Sudah carikan perhiasan yang bagus saja untuk
eomma ku.” Kataku sembari menoyor kepalanya perlahan. Dia hanya mendelik tajam
lalu berbalik menghadap etalase perhiasan dan mulai asyik memilih-milih.
“nah oppa! bagaimana dengan kalung ini? Aku yakin eomma mu
akan meyukainya.” Hyunna menunjukkan kalung berliontin permata berwarna biru.
Begitu glamor tapi tidak terkesan berlebihan, malah terkesan sederhana. Sangat
cocok untuk eomma ku.
“hm, kurasa kalung ini bagus. Apa kau yakin eom..” aku
menghentikan ucapanku dan memandangi Hyunna yang terlihat asyik memerhatikan
kalung berliontin hati di salah satu sudut etalase kalung.
“aah ne? ya kurasa eomma mu akan menyukainya.” Katanya saat
sadar diperhatikan olehku.
“oke aku akan membeli yang ini saja. Tunggu disini, aku mau
membayarnya dulu ke kasir.” Hyunna menganggukkan kepalanya dan kembali asyik
memerhatikan kalung berliontin hati tadi.
“kajja! Kita makan malam dulu ya, aku lapar sekali setelah
berkeliling mall seharian. Aku yang traktir deeeh” kataku sesaat meninggalkan
toko perhiasaan tadi.
“memang seharusnya begitu kan oppa? aku kan sudah menemanimu
mencari kalung itu jadi tentu saja kau yang membayar makan malam nya hahaha”
ujarnya dengan wajah polos.
“aiish, aku menyesal memintamu menemaniku” kataku pura-pura.
“kita makan di restoran Indonesia saja ya oppa. aku ingin
makan sate Indonesia hari ini. Ya?ya? ya? Jeballl~” Hyunna menarik dan
memohon-mohon padaku seperti anak kecil meminta permen.
“ya ya kita makan di restoran Indonesia. “
“horeeeeee, kau baik sekali oppa”
“aku kan memang baik. Tampan lagi”
“cih, kenarsisanmu hampir menandingi heecul oppa sekarang.”
“memang itu kenyataanya” kataku dengan balasan desisan tajam
Hyunna.
AUTHOR POV
Hari ini akan menjadi hari yang sangat bersejarah untuk para
member SHINee, karena siang ini mereka akan menjalani penampilan pertama mereka
alias debut. Mereka sangat menantikan hari ini, terlihat dari persiapan matang
mereka untuk memperkenalkan diri pada kancah dunia permusikkan Korea.
Mereka akan melakukan debutnya di acara Music Bank, salah
satu acara music terbesar di Korea. Mereka sedang bersiap-siap di ruang tunggu
menunggu giliran mereka untuk tampil.
“Annyeonghaseyo” terdengar suara dari arah pintu masuk.
Semua member kini melihat kea rah pintu masuk.
“Oh annyeonghaseyo Eunji noona, Minjie-ah, Hyungi-ah, dan Hyunna-ah. Kalian ternyata datang kemari?
Kukira kalian lupa dengan debut kami.” Gurau Minho saat melihat bahwa
teman-teman trainee nya lah yang datang.
“tentu saja kami tidak akan lupa. Kau pikir kita akan
sejahat itu?” tanya Minjie tajam.
“ani, bukannya begitu. Ya sudah silahkan masuk para gadis
cantik.”
“haha terimakasih oppa” Hyunna terlihat geli melihat Minho memepersilahka
dia dan yang lainnya masuk.
“ya Hyunna-ah, kenap kau ada disini? kukira kau ada di ruang
ganti Super Junior. Kyuhyun hyung kan akan tampil hari ini.” tanya Jinki
tiba-tiba. Yang lainnya juga menganggukan kepalanya tanda setuju kecuali Taemin
yang terlihat muram mendengar pertanyaan Jinki barusan.
“yak! Kenapa oppa berkata seperti itu? Tentu saja aku akan
disini menyemangati kalian. Lagipula aku dan Kyuhyun oppa memangnya kenapa?
Kenapa harus ada di ruang gantinya segala?” tanya Hyunna jengkel. Sudah jelas
dia akan ada disini dan menyemangati member SHINee yang sudah dianggap sebagai
oppa-nya sendiri, eh mereka malah memberinya pertanyaan bodoh seperti itu.
“bukannya kalian pacaran?” tanya Jonghyun polos.
“aissh kalian ini, aku tidak pacaran dengannya tauk! Udah
ah, lebih baik kalian bersiap. Sebentar lagi akan tampil kan?” Hyunna membantu
Minho merapikan rompinya yang sedikit kusut.
“ne, doakan kami ya!” seru Jinki semangat. Mereka berlima
pun –SHINee member, mulai melakukan pemanasan kecil sebelum dipanggil ke atas
panggung.
“Ayo anak-anak, sekarang waktunya kalian tampil.” Seru
Manager SHINee dari arah pintu masuk. Member SHINee pun langsung berhamburan
kearah pintu.
“HWAITING SHINee!!!” teriak Eunji, Minjie, Hyungi dan Hyunna
serempak.
PARK HYUNNA POV
Penampilan SHINee barusan sangatlah menakjubkan. Tidak heran
melihat kerja keras mereka selama ini. Tidak hanya penonton yang mengagumi
penampilan mereka, tetapi para seniornya pun mengungkapkan hal yang sama.
Sekarang mereka terlihat sedang di wawancarai perihal penampilan mereka
sekaligus tentang debut mereka tentu saja.
Setelah beberapa menit menahan pipis, akhirnya aku tidak
tahan dan meminta izin ke toilet. Setelah menyelesaikannya, aku cepat-cepat
kembali ke tempat duduk penonton tetapi di tengah jalan aku dihadang seseorang.
“Kyuhyun oppa?” tanyaku.
“Hey, kau disini juga rupanya. Kenapa tidak ke ruanganku?
Para memberku juga pasti akan senang jika melihat kau datang.”
Tanyanya,
sedikit bernada cemburu karena aku tak mendatangi ruang ganti Super Junior.
“Mianhe oppa, aku tadi menyemangati SHINee oppadeul dulu.
Mereka kan teman seperjuanganku.”
“ya, setidaknya kau memberitahuku kalau kau datang. Oh ya,
aku mau memberimu sesuatu.” Kyuhyun oppa
terlihat mencari-cari sesuatu dalam saku blazernya.
“memberiku sesuatu? Apa itu oppa?” tanyaku penasaran.
“ini..” ia menyodorkan kotak beludru berwarna biru sapphire
kepadaku. aku membukanya perlahan.
“oppa…? ini kan?” aku terbelalak kaget saat mendapati kalung
berliontin hati yang kulihat di toko perhiasan tempo hari ada dihadapanku
sekarang.
“aku tahu kau menyukainya, jadi aku beli.”
“ini kan mahal oppa.” seruku tak enak. Harga kalung itu 1
juta won, makanya aku tidak enak diberi Cuma-Cuma seperti ini.
“aiish, tidak usah merasa sungkan seperti itu Hyunna-ah”
Kyuhyun oppa mengacak-ngacak rambutku gemas. Aku tidak tahu harus berkata apa
lagi, tapi kurasa ini artinya aku harus cepat-cepat memutuskan bagaimana
perasaanku yang sebenarnya pada pria ini,
dia terlalu baik untuk disakiti.
AUTHOR POV
Debut SHINee hari ini berlangsung sangat lancar. Manager
sangat puas melihat penampilan mereka hari ini, para member juga terlihat sangat
bersemangat. Semuanya kecuali Taemin. Ia
terus memikirkan Hyunna selama tampil diatas panggung, tetapi untunglah tidak
mengganggu penampilannya hari ini.
“Hyung, aku ke toilet dulu ya” Manager Hyung hanya menganggukan
kepalanya.
Taemin terus memikirkan Hyunna selama perjalanannya ke
toilet dan langsung tertunduk lemas saat melihat Hyunna sedang berbincang
dengan Kyuhyun. Sepertinya ia memberi sesuatu pada Hyunna. Ia sedikit kesal
karena tidak bisa mendengar percakapan mereka karena jarak yang lumayan jauh.
Dia tidak habis pikir dengan kenyataan bahwa gadis yang ia
tunggu selama ini sekarang ada dihadapannya, tetapi dengan sikap yang berubah
tentu saja. Dulu, gadis itu sangat memperhatikan dan selalu ada disekitarnya,
tetapi ia malah mengacuhkannya dan menganggapnya angin lalu. Sedangkan sekarang
keadaan berubah 180 derajat dengan posisi ia yang diacuhkan. Apakah ini sebuah
karma?
Dengan cepat ia masuk ke toilet pria dan pergi dari tempat
itu secepat yang ia bisa. Ia tidak akan sanggup bertahan disana lebih lama
lagi. Tidak setelah melihat binar bahagia yang Hyunna pancarkan saat ia bersama
Kyuhyun. Ia tidak pernah mau menjadi pihak yang menyebalkan.
“Yak kau ini kenapa lagi? Akhir-akhir ini kau selalu saja
menekuk wajahmu seperti itu?” bentak Minho saat melihat Taemin kembali dengan
wajah yang lebih menyedihkan daripada sebelumnya.
“aku hanya kelelahan Hyung,” bohong Taemin. ia benar-benar
tidak punya energy untuk menjelaskan masalah yang sebenarnya.
“araseo, tapi bisakah kau menikmati malam ini saja? Kau
benar-benar tidak mau melewatkan hari penting ini kan? Kau sangat aneh” ujar
Jinki dengan wajah kebingungan.
“ne hyung. Aku akan menikmati malam debut kita ini” Taemin
pun memaksakan senyum d bibirnya mencoba mengenyahkan pikiran tentang Hyunna di
otaknya.
PARK HYUNNA POV
Aku terus saja memperhatikan kalung hati pemberian Kyuhyun
oppa kemarin sebelum ia naik ke atas panggung. Ini benar-benar membuatku pusing
setengah mati. Aku tidak tahu apakah aku harus kegirangan karena dicintai salah
satu member boyband paling terkenal se-antero Korea, atau aku harus sedih
karena aku merasa dibebani oleh perhatiannya? Aku harus memutuskan perasaanku
yang sebenarnya pada Kyuhyun oppa agar aku terbebas dari situasi yang pelik ini.
Aku baru saja akan beranjak ke dapur untuk mengambil minum
saat ponselku bergetar. Shyn Hye eonnie menelfonku dan memintaku untuk
menemuinya di café dekat gedung SME. Aku menyetujuinya dan segera bersiap
sebelum aku keluar dari asramaku.
“Annyenong Eonnie. Ada apa eonnie memintaku untuk bertemu
hari ini? Apakah sesuatu yang sangat penting?” tanyaku to the point saat
menemukan sosok eonnie di meja dekat jendela di café tempat kami janjian.
“kau ini, mau bertemu saja memangnya tidak boleh? Kau kan
juga masih berstatuskan adikku.” Ujar eonnie marah merasa tidak diperdulikan.
“bukan begitu maksudku eonnie, tapi tak biasanya kau
begini.”
“sebenarnya aku mau menunjukkan ini padamu. Kurasa ini benda
yang sangat penting untukmu karena dulu kau selalu membawanya kemana-mana.
Bukankah kau yang memaksaku untuk membantumu mengingat masa lalumu?” Eonnie
mengulurkan buku lusuh berwarna pink kepadaku. aku mengernyit mencoba mengingat
buku itu dalam otakku.
“kurasa ini diarymu. Aku tak berani membukanya karena ini
adalah barang pribadimu.”
“dimana kau menemukannya?”
“aku menemukannya di gudang saat aku mencari buku lamaku
disana. Aku penasaran dengan isi salah satu kardus dan membukanya. Ternyata
isinya adalah barang-barangmu saat masa itu dan aku menemukan diary itu. Kurasa
, buku itu bisa membantumu mengingat.”
“gomawo eonnie, kau benar-benar membantuku. Jeongmal
gomawo~” aku bangkit dan memeluknya erat. Sangat berterimakasih memiliki eonnie
sebaik dia.
“Cheonma, o, jam berapa sekarang? Aku harus segera kembali
ke kantor. Hari ini aku ada meeting dengan client.” Eonnie melepaskan pelukanku
dan segera bangkit dari duduknya. Dia benar-benar sibuk akhir-akhir ini.
Aku melambaikan tanganku saat mobil eonnie baranjak pergi.
Aku bersikeras untuk naik bisa dan menolak diantar olehnya, aku tak mau
membuatnya terlambat meeting. Saat mobil eonnie benar-benar menghilang dari
pandangan, aku melangkahkan kakiku kearah halte dan menunggu bis dengan pikiran
melayang. Hidupku kali ini penuh dengan misteri. Mulai dari masa laluku,
Taemin, dan Kyuhyun. Energinya seperti disedot hanya dengan memikirkan nya
saja.
Bis yang menuju kea rah asrama tidak kunjung datang, aku
mendesah perlahan. Karena benar-benar bosan, akhirnya aku membuka diary lamaku
itu dan membacanya seksama, mencoba memahami isinya. Tulisan awal-awalnya hanya
menceritakan keseharianku bersama appa, eomma dan eonnie ku. Terkadang
menceritakan teman-temanku disekolah. Lalu lama kelamaan, tulisanku berubah
menjadi agak “aneh”. Aku mebacanya lebih teliti sekarang.
“hari ini aku menemukannya lagi dengan tampang stress di bangku taman,
sepertinya ia tidak bisa mengerjakan pr nya lagi, hahaha. Dia pintar enggak
sih? Katanya ia selalu meraih peringkat ketiga dikelasnya tapi ia selalu
menunjukkan ekspresi seperti itu saat mengerjakan pr nya. Aku mendekatinya dan
membantunya mengerjakan soal yang menurutku sama sekali tidak susah itu. Ia
menatapku takjub sehingga membuatku malu. Aku langsung berlari pulang karena
tidak tahan dengan tatapannya itu, aku takut perasaanku semakin meningkat kepadanya.”
Aku terkejut dengan salah satu isi diary tersebut yang
adalah tulisanku sendiri. Apa aku menyukai seseorang saat itu?
“aku tahu kemarin bola basketnya dirobek oleh Chunji si tengil itu dan
aku berniat meminjamkannya bola basket yang kuminta dengan paksa pada Appa tadi
siang. Aku benar-benar tidak suka melihat bersedih seperti tadi pagi, dan saat
aku meminjamkan bola basketku itu, aku sempat terpana saat mendapati senyum
tulusnya padaku. Ini benar-benar kejadian yang sangat langka! Biasanya ia akan
mengacuhkanku begitu saja, tetapi tadi ia tersenyum kepadaku! EOMMA!!! Aku
benar-benar jatuh hati pada namja cuek satu itu.”
Jatuh hati? Pada siapa? Aku benar-benar penasaran siapa
namja yang aku sukai saat itu. Dalam tulisanku itu terkesan aku sangat memuja
namja itu sehingga aku mau melakukan apapun untuknya. Sebegitu nya kah aku saat
itu?
“aku tahu ini adalah ide gila yang pernah aku pikirkan selama hidupku,
tapi aku benar-benar harus mengatakannya sebelum aku berubah menjadi gila. Aku
tak peduli dengan reaksinya nanti, pokoknya AKU HARUS MENYATAKAN PERASAANKU
PADANYA HARI INI JUGA! Doakan aku yan diary, semoga dia tidak marah padaku ^^
semoga saja….”
MWO?!?! Menyatakan perasaanya? Apa aku sudah gila?! Aku tak
habis pikir apa yang aku pikirkan saat itu sehingga aku berani mengutarakan
perasaanya. Tapi aku sekarang penasaran bagaimana kelanjutan kisahku itu.
Apakah aku diterima oleh namja itu? Kalau tidak, aku tak bisa membayangkan rasa
sakit hatinya aku saat itu.
Aku membuka halaman selanjutnya dan hanya terdapat 2 kalimat
disana. Aku mengerutkan keningku karena aku tak mengerti maksud kalimat
tersebut. 2 kalimat tersebut menjadi tulisan terakhir di diary ku.
“Itu semua sangat jelas dimataku dan kuakui ini adalah akhir. Aku hanya
bisa mengucapkan selamat.”
CHO KYUHYUN POV
Aku baru saja menjalani pemotretan dan sekarang aku hanya
ingin istirahat saat manager mengatakan aku tidak punya jadwal setelah ini.
Baguslah, aku benar-benar lelah saat ini.
Baru saja aku akan membelokkan mobilku menjauhi halte bis saat mataku terarah pada sosok gadis yang sedang asyik membaca di bangku halte. Aku pun menepikan mobilku dan menghampirinya dengan menggunakan alat penyemaranku sebelumnya tentu saja. Aku seperti disuntikan energy semangat saat melihat gadis itu sekarang. Aku menepuk pundaknya pelan.
“Oppa..” ia terlihat kaget dengan tepukanku. Wajahnya sangat
polos saat terkejut seperti itu, semakin membuatnya terlihat cantik.
“Hey, sedang apa kau disini sendirian?” tanyaku setelah
duduk di bangku sebelahnya.
“aku baru saja mau bertanya seperti itu padamu hehehe aku
baru menemui eonnieku tadi dan oppa sedang apa disini? Kau tidak takut dikenali
fans-fansmu?.” Tanyanya heran.
“aku baru saja pulang pemotretan dan melihat kau duduk
disini sendirian. Hmm, bagaimana kalau kita jalan-jalan ke taman Hyunna-ah? Aku
benar-benar butuh refreshing nih setelah pemotretan tadi.” Rengekku. Aku ingin
berlama-lama dengannya hari ini, tubuhku butuh refreshing dan kurasa dia bisa
menyuntikan cairan semangatnya padaku kkkk~
“o, ayo, kita ke taman yang biasanya oppa? kurasa taman itu
tidak akan ramai dan kau tak harus takut dikenali fansmu.”
“baiklah. Kita ke taman yang biasa saja kalau begitu”
“apa yang sedang kau baca tadi? Sepertinya kau sangat
menghayati buku itu.” Tanyaku saat kami sudah duduk di bangku taman.
“oh.. buku? Buku itu diaryku oppa.”
“diarymu? Kau sedang bernostalgia dengan diary mu itu?”
tanyaku geli.
“ani, sebenarnya aku sedang berusaha mengingat ingatanku
dengan bantuan diary ku ini.”
“mengingat ingatanmu?” tanyaku heran. Kenapa dia harus
mengingat ingatannya?
“ne, aku pernah hilang ingatan oppa.”
“MWO?! Benarkah? Kapan kau hilang ilangatan? Dan kenapa
bisa?” tanyaku bertubi-tubi.
“kata eommaku aku kecelakaan saat aku berumur 8 tahun dan
menyebabkan aku hilang ingatan. Sampai saat ini aku belum bisa mengingat masa
kecilku itu.” Terdengar nada muram di ucapannya barusan. aku memeluk bahunya
mencoba memberinya semangat. “aku merasa ada yang hilang dalam ingatan ku itu
dan membuatku merasa bersalah. Sekarang aku berusaha untuk mengingatnya dan
membebaskan rasa bersalah ku itu.”
“sebegitu pentingnya kah?”
“penting sekali!”
“aku harap kau bisa mengingatnya lagi Hyunna-ah bila itu
begitu penting bagimu. Aku tidak suka kau sedih begini jadi kumohon
berbahagialah.” Dia menoleh cepat kearahku, terkejut akan kata-kata barusan.
aku menghela nafas sejenak, mengumpulkan keberaniaanku lagi seperti waktu itu.
“oppa…”
“aku mencintaimu Hyunna, sungguh. Aku tidak terkejut karena
barusan kau bilang kau pernah hilang ingatan, tapi jauh dari itu semua aku
sangat terkejut karena banyak hal yang aku tidak aku ketahui tentang kau,
sangat banyak malah. Jadi ku harap kau mau menerima ku sebagai kekasihmu agar
aku bisa mengenalmu lebih jauh dan lebih baik.” Aku menggenggam tangannya erat.
Mencoba meyakinkannya bahwa aku sungguh-sungguh mencintainya.
“oppa… tapi, aku belum yakin dengan perasaanku sendiri. Aku
masih terlalu bingung dengan perasaanku kepadamu.” Ujarnya dengan kepala
tertunduk. Aku mendesah kecewa. “maafkan aku oppa, tapi jika kau mau aku bisa
memikirkannya lagi”
“aku tunggu kau disini sesudah makan siang, jangan sampai
terlambat dan pikirkan dengan baik tawaranku.” Kataku sehalus mungkin, mencoba
mengerti. “banyak gadis yang ingin berada di posisimu, jadi berbanggalah.”
Godaku, dia tersenyum malu.
“ne oppa, besok siang disini.”
“oke, oh kurasa hari sudah mulai gelap. Kau mau pulang
bersamaku?”
“ne, kajja oppa..”
LEE TAEMIN POV
Aku merapatkan mantelku lebih
erat lagi karena angin sore ini begitu menusuk tulangku. Walaupun sudah memakai
baju berlapis-lapis tapi tetap saja angin di musim gugur ini begitu
menyebalkan. Hari ini aku mengunjungi rumah orangtuaku sekaligus merayakan
debutku kemarin, mereka sangat senang karena akhirnya aku sudah bisa menggapai
mimpiku, menjadi seorang idola.
Aku tak begitu lama di rumah
orang tuaku, yang juga rumahku, karena aku lupa kalau ada wawancara malam ini
dan tadi Minho Hyung menelfonku untuk segera pulang karena kami harus berlatih
terlebih dahulu.
Aku melangkahkan kakiku di sepanjang taman menuju halte terdekat, motorku baru saja masuk bengkel jadi aku terpaksa naik bis hari ini. Tiba-tiba aku mendengar suara yang begitu familiar di dalam taman tersebut, karena penasaran aku membelokkan diri ke dalam taman tersebut, mencari si ‘sumber’ suara. Aku mengintip dari balik pohon dan mencoba mendengarkan orang itu berbicara lagi.
“kata eommaku aku kecelakaan saat aku berumur 8 tahun dan
menyebabkan aku hilang ingatan. Sampai saat ini aku belum bisa mengingat masa
kecilku itu.” Bukankah itu Hyunna? “aku merasa ada yang hilang dalam ingatan ku
itu dan membuatku merasa bersalah. Sekarang aku berusaha untuk mengingatnya dan
membebaskan rasa bersalah ku itu.” aku melonjak kaget mendengar pernyataannya.
Dia merasa bersalah?
“sebegitu pentingnya kah?” tanya namja disebelahnya. Namja
itu tidak terlalu terlihat karena posisinya membelakangiku.
“penting sekali!” seru Hyunna membuat namja disebelahnya
terkejut.
“aku harap kau bisa mengingatnya lagi Hyunna-ah bila itu
begitu penting bagimu. Aku tidak suka kau sedih begini jadi kumohon
berbahagialah.” Ujar namja itu lembut. Tanpa kusadari rahangku mengeras
mendengar kata-katanya barusan, huh memangnya dia pikir dia siapanya Hyunna?
“oppa…” Hyunna membelakkan matanya.
“aku mencintaimu Hyunna, sungguh. Aku tidak terkejut karena
barusan kau bilang kau pernah hilang ingatan, tapi jauh dari itu semua aku
sangat terkejut karena banyak hal yang aku tidak aku ketahui tentang kau,
sangat banyak malah. Jadi ku harap kau mau menerima ku sebagai kekasihmu agar
aku bisa mengenalmu lebih jauh dan lebih baik.” MWO?! Apa-apaan namja itu? Dia
mau merebut Hyunna-ku hah? Aku mendengus sebal.
Eh, Hyunna-ku?
Kenapa aku bisa berpikiran seperti itu? Sejak kapan aku memilikinya? Tapi
bukankah dia pernah tergila-gila padaku saat kecil? Dia bahkan selalu
mendekatiku saat itu. Ah iya aku baru ingat, dia kan kehilangan ingatannya
tentangku. Jadi bagaimana dia tahu kalau dia pernah menyukai sebegitu
banyaknya? Dan sekarang malah aku yang menyukainya begitu banyak, Sial!
Saat aku baru mau meninggalkan percakapan brengsek ini,
terdengar suara Hyunna bergetar.
“oppa… tapi, aku belum yakin dengan perasaanku sendiri. Aku
masih terlalu bingung dengan perasaanku kepadamu.” Aku nyaris berteriak saking senangnya
mendengar jawaban Hyunna. aiish , gadis ini memnbuat jantungku tidak karuan
saja. Terdengar helaan kecewa si namja itu. Hahaha aku tersenyum evil sekarang.
“maafkan aku oppa, tapi jika kau mau aku bisa memikirkannya
lagi” JGER!! Yaaaakkkk!!! Kenapa kau memberinya kesempatan Hyunna?!?! aaaaah
aku mengacak-acak rambutku frustasi.
“aku tunggu kau disini sesudah makan siang, jangan sampai
terlambat dan pikirkan dengan baik tawaranku.” Cih, bilang saja ingin berduaan
lagi bersama Hyunna. pakai suruh-suruh Hyunna memikirkan tawarannya lagi.
eerrrr ……
“banyak gadis yang
ingin berada di posisimu, jadi berbanggalah.” Hueekkk, rasanya ingin muntah
mendengar godaanya pada Hyunna.
“ne oppa, besok siang disini.” Aku tertegun melihat senyum
tulus Hyunna tersungging untuk namja misterius itu. Remuk sudah hati ini. Aku
merasa tidak ada lagi kesempatan untukku mendekati Hyunna.
“oke, oh ya aku baru ingat ada latihan sore ini. Kau mau
pulang bersamaku?” Namja itu akhirnya berdiri dan membalikan badannya. Aku
terkejut saat mengetahui bahwa namja misterius itu adalah…KYUHYUN HYUNG?
Sainganku adalah sunbae ku itu? Hhaaah aku sudah menduganya.
“ne, kajja oppa..”
Setelah mereka pergi, aku terduduk di bangku taman yang
mereka duduki tadi. Hatiku hancur lebur. Pupus sudah harapanku bahwa Hyunna
akan mengingatku lagi dan kembali ke sisiku, tapi ternyata dia sudah
mendapatkan kebahagiaannya sendiri dan itu bukanlah denganku…
PARK HYUNNA POV
Aku tidak tahu mengapa akhir-akhir ini Taemin selalu
menghindariku. Entah itu menolak pergi bersamanya, tidak menatap matanya saat
ia berbicara bahkan ia selalu menjauh saat aku berada di dekatnya. Pernyataan
cinta (lagi) Kyuhyun oppa sepertinya memperparah situasiku. Aiiissh situasinya
semakin rumit saja.
Aku berjalan terhuyung menuju pintu dorm ku, hari ini begitu
melelahkan. Aku ingin berbaring ditempat tidurku saat ini juga. Sesaat sebelum
aku mau mengetikan password dorm ku, aku melihat Taemin keluar dari pintu lift.
Kakiku refleks berlari meghampirinya. Aku begitu ingin mendengar suaranya
sekarang.
“Taemin-ah!” teriakku cukup keras membuat Taemin berhenti di
tempat. Ia menoleh dan sedikit terkejut diteriaki begitu.
“o annyeong Hyunna..” sapanya. Matanya kembali tidak
menatapku saat berbicara, membuatku sedikit….kecewa?
“annyeong Taemin-ah, sudah lama kita tidak bertemu.” Kataku
basa-basi.
“begitukah? Tanyanya. Dan kali ini ia menatap mataku tajam.
“hm ne. kau pasti sangat sibuk akhir-akhir ini. Oh ya
Taemin-ah, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”
“ne, aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Hm bertanya apa?”
“hm… hhh…apa..kau benar-benar…tak mengenalku? “ tanyaku
ragu. Aku masih belum percaya kalau Taemin tak mengenalku sedangkan ia mengenal
eonnieku. Apakah itu masuk akal?
“kk..kenapa kau bertanya itu lagi padaku? Aku benar-benar
tak mengenalmu sebelumnya, sungguh. Kenapa aku harus berbohong padamu.”
Jawabnya sedikit bernada tersinggung.
“mianhe taemin-ah, tapi aku hanya merasa aku mengenalmu dan
kau juga. Taoi sepertinya aku salah.” Sedetik aku melihat tatapan bersalah di
mata Taemin, tapi detik berikutnya menghilang. Mungkin hanya halusinasiku saja.
Tiba-tiba, kepalaku berdenyut keras membuatku sedikit mengernyit.
“kalau tidak ada yang mau dibicarakan lagi, aku duluan ya
Hyunna-ah. Aku harus cepat-cepat kembali ke dorm. Annyeong” pamitnya dan segera
berlalu dari hadapanku tanpa mendengar jawabanku terlebih dahulu.
Denyutan di kepalaku semakin terasa menyakitkan. Pandanganku
mengabur seketika dan detik berikutnya semua sudah berubah menjadi hitam….
**
“kau mau pergi kemana Hyunna? Appa sebentar lagi pulang dan dia akan
sangat marah jika kau berkeliaran sore-sore begini.” Tanya Eomma saat aku baru
akan membuka pintu untuk keluar. Sial! Ketahuan Eomma lagi-rutukku.
“aku ada janji dengan temanku eomma, aku harus pergi sekarang. Ia sudah
menunggu lama di taman” dustaku. Aku tak mau eomma menggagalkan rencana yang
sudah kususun sejak semalam.
“aiish anak ini, ya sudah jangan lama-lama, eomma takkan menolongmu
jika kau pulang malam dan dimarahi appa.”
“ne eomma, aku takkan lama.” Semoga saja takkan lama-doaku dalam hati.
“oh ya, kalau kau bertemu eonnie-mu suruh dia cepat pulang juga.”
Perintah eomma. Eonnie sedang kerja kelompok di rumah Hana eonnie dan rumahnya
tidak jauh dari taman yang akan kudatangi.
“ne eomma, aku pergi dulu.”
“hati-hati di jalan, jangan malam-malam pulangnya.” Eomma mengingatkanku
lagi sebelum benar-benar masuk ke rumah.
**
Hari ini aku bermaksud menghampirinya lagi di taman. Biasanya dia akan
duduk di bangku taman pada jam-jam segini, entah itu untuk mengerjakan pr atau
sekedar bermain bersama teman-temannya.
Dia, Lee Taemin. cinta pertamaku. Cinta pada pandangan pertamaku. Ia
adalah tetanggaku dan entah kenapa dia selalu membuat hari-hariku lebih
berwarna. Walaupun aku masih 8 tahun tapi aku sudah sadar bahwa apa yang
kurasakan setiap di dekatnya adalah gejala jatuh cinta. Mungkin kalian
menganggap aku hanya cinta monyet kepadanya tapi apakah gejala-gejalaku ini
hanya akan dikatakan sebagai cinta monyet?
Jantung yang berdegup kencang saat melihat matanya, kaki yang gemetar
saat mendengar suaranya, tubuhku yang menegang saat melihat tawanya. Apakah
anak normal seumuranku akan merasa hal yang sama sepertiku itu? Apa aku terlalu
cepat dewasa? Entahlah. Tapi aku tidak perduli dengan perasaanya kepadaku,
bahkan aku tidak ambil pusing jika dia tak mengetahui namaku. Yang terpenting adalah
dia terbiasa dengan kehadiranku di sekitarnya, itu membuatku merasa sangat
berguna.
Tapi hari ini aku memberanikan diriku untuk mengungkapkan perasaanku
padanya. Mengatakan bahwa alasan aku selama ini selalu disisinya karena aku
mencintainya. Tak perduli bagaimana tanggapannya aku akan tetap mengatakannya, sekalipun aku
tahu ia akan menolakku. Aku terus mengingat kata-kata yang kurangkai di rumah
agar tidak terlihat bodoh di depannya-meskipun ini memang tindakan bodoh- dan
mempercepat langkahku kearah taman.
Aku melihatnya sedang membaca buku sendirian dan berniat berlari ke
arahnya sebelum aku melihat seorang gadis –sepertinya lebih tua dariku-
menghampirinya duluan dan menepuk pundak Taemin. Wajahnya tidak terlalu jelas
terlihat karena ia membelakangiku. Taemin
segera menoleh dan tersenyum sangat lebar saat melihat gadis itu. Aku
belum pernah melihat dia tersenyum seperti itu padaku dan aku sedikit terpana. Lalu aku mengendap-endap mendekati semak-semak dekat bangku mereka dan mencoba
menguping pembicaraan mereka.
“annyeong nunna,
ternyata kau datang juga.” Sapa Taemin
dengan nada riang. Terlihat sangat girang bisa berbicara dengan gadis
didepannya itu.
“annyeong Taemin-ah,
hey ada apa memintaku datang kemari?” DEG!
Aku mengenal suara itu. Sangat mengenalnya malah. Dengan ragu aku melihat gadis
itu lebih seksama, dan itu ternyata…
“Shyn Hye nunna,
begini, aku memintamu datang kemari karena aku ingin mengatakan sesuatu padamu.
Mungkin kau akan menertawakanku tapi aku benar-benar tulus saat mengatakannya
jadi dengarkan baik-baik. Sebenarnya….aku…sangat menyukaimu. Maukah kau menjadi
pacarku?” JEGEEEERRRR!!!! Bagai disambar
petir di siang bolong, aku membeku seketika di tempat.
Apa aku berhalusinasi? Apa aku tidak sedang bermimpi buruk? Ini
benar-benar sulit dipercaya! TAEMIN MENYUKAI EONNIE KU SENDIRI! Apa ada yang
lebih menyakitkan daripada itu? Aku sangat menyukai Taemin tentu saja dan aku
tidak ingin melepaskan Taemin begitu saja, tapi kenyataan bahwa Taemin menyukai
eonnie membuatku sangat frustasi. Ia menyayangi eonnie dan itu sudah menjadi
keputusan mutlak bagiku. Haah, rasanya begitu sakit. Tapi aku harus rela, demi
kebahagian Taemin dan tentu saja untuk eonnie juga.
Aku keluar dari tempat persembunyianku dan melangkah gontai kearah
rumah. Aku sudah kalah dan aku harus menerima kekalahanku.
**
Keesokan harinya…
Aku membuat lagu semalaman, lagu perpisahan untuk Taemin. hahaha aku
masih kecil tapi kepikiran membuat lagu perpisahan seperti itu, tapi aku harus
berpisah dengan Taemin. ia kan sekarang menjadi pacar eonnie ku.
“kau sedang apa
Hyunna-ah? Sepertinya sibuk sekali.”
Tiba-tiba eonnie sudah berada di sebelahku. Aku cepat-cepat menutup buku
diaryku yang terbuka dengan buku tebal di dekatku.
“ani,hanya sedang
mengerjakan pr ku.” Kataku sedikit ketus.
Entah kenapa melihatnya membuat hatiku sangat pedih.
“oh, apa kau butuh
bantuanku?” tawarnya dengan suara lembut.
Aku jadi merasa bersalah sudah berkata ketus seperti itu. tapi aku benar-benar
tidak bisa menahan emosiku setiap melihat wajah eonnie ku.
“tidak usah, aku bisa
melakukannya sendiri. Jadi bisakah eonnie keluar dari kamaku sekarang? Aku
benar-benar tidak ingin diganggu.” Usirku
dengan suara dingin. Benar-benar menyiratkan emosiku. Akhirnya, eonnie mengalah
dan meninggalkanku sendirian dengan wajah bingung. Dengan begini aku bisa
berkonsentrasi dengan lagu buatanku dan sedikit demi sedikit menghapus rasa
cintaku pada Taemin.
**
“Taemin-ah gomawo” kataku saat aku sudah duduk berdua
dengannya di bangku tempat biasa dia duduk.
“untuk apa kau
berterima kasih padaku? Memangnya apa yang ku beri padamu? Seharusnya aku yang berterimakasih”
tanyanya heran. Aku sedikit terkesiap dengan kata-katanya barusan.
“terimakasih telah
menjadi temanku. Kau adalah teman terbaikku Taemin-ah. Kau membuatku merasa
beruntung menjadi temanmu” ujarku lalu
berdiri dan tersenyum kepadanya. Aku mengamatinya lekat, mencoba mengukirnya di
ingatanku, mencoba mengingat setiap lekuk wajahnya dalam mataku dan mencoba
kuat untuk bisa menjauhinya secepat mungkin.
“gomawo Taemin-ah ,
jeongmal gomawo.” Aku segera berbalik dan
meninggalkannya begitu saja. Aku benar-benar sudah tidak tahan untuk menahan
air mataku untuk tidak jatuh. Aku berlari dan terus berlari tanpa tujuan,
sampai akhirnya aku sampai di jalan besar.
Aku meraba-raba celana jeansku dan baru menyadari bahwa ipod berisikan
rekaman lagu perpisahan ku untuk Taemin sudah lenyap. Aku tidak peduli lagi dan
mencoba menenangkan hatiku yang sudah benar-benar hancur. Aku berjalan
sempoyongan dan tidak menyadari bahwa ada truk yang sedang berjalan kearahku,
dan detik berikutnya aku…..
**
”HUAAAAA” aku berteriak dengan kencang saat truk tadi
menghantam tubuhku dengan keras.
“Hyunna-ah, kau sudah sadar? Bagaimana keadaanmu sekarang?”
Eonnie membantuku untuk duduk dan memberiku segelas air. Aku menatapnya lekat.
“Eonnie…aku mengingatnya sekarang.” Kataku tercekat.
“kau sudah sembuh? Begitukan? Syukurlah Hyunna~” Eonnie
merengkuhku dalam pelukannya, terlihat begitu bahagia mendengarku sudah
terbebas dari bebanku selama ini.
“tapi ada satu hal yang ingin aku tanyakan pada eonnie.”
Kataku serius.
“tanya apa Hyunna? oh ya tunggu sebentar, aku akan
panggilkan eomma dulu.” Aku cepat-cepat menahan tangannya agar dia tidak pergi.
Aku harus bertanya sekarang, aku harus tahu.
“apa dulu eonnie menerima Taemin? apa kalian pernah pacaran
saat itu?” tanyaku hati-hati. Aku takut jawabannya itu tidak sama dengan
harapanku saat ini.
“hah? Apa maksudmu Hyunna? kenapa dengan Taemin? “
“Taemin pernah menyatakan perasaannya pada eonnie, satu hari
sebelum aku tertabrak dan amnesia. Tolong beritahu aku apakah kau menerimanya
saat itu?”
“aa..aani. aku tidak menerimanya. Aku hanya menganggapnya
sebagai adikku. Wae?” aku menghela nafas lega saat mendengar jawabannya.
Berarti saat itu aku tidak harus patah hati dan terkena amnesia seperti ini.
Aku seharusnya bisa memperjuangkan cintaku sampai akhir. Aaah aku harus bertemu
dengan Taemin secepatnya.
“aku hanya..”
“Hyunna-ah.. kau sudah sadar? Kau baik-baik saja?” tiba-tiba
pintu terbuka dan Kyuhyun oppa berdiri disana dengan tampang khawatir. Aku
terkejut dengan tindakannya yang tiba-tiba itu.
“Oppa, o aku baik-baik saja. Oh ya aku punya sesuatu yang
harus aku bicarakan dengan oppa. eonnie bisakah kau keluar sebentar?”
“baiklah”
“ada apa Hyunna-ah? Kedegarannya sangat serius.” Tanya
Kyuhyun oppa setelah duduk di kursi sebelah tempat tidurku.
“aku sebenarnya ingin….mengembalikan ini. Mianhe.” Aku
meyodorkan kotak perhiasan berisi kalung hati yang dulu pernah diberi kyuhyun
oppa padaku yang aku ambil dari mantel yang tergantung di samping ranjangku.
“wae? Apa kau tidak menyukainya? Kalau kau tidak suka aku
akan membel…”
“bukan begitu oppa, tapi aku tidak bisa menerimanya.”
Potongku. Ia terlihat syok.
“bukankah kau sudah bilang akan mencoba memikirkannya dulu?”
tanyanya putus asa.
“oppa, aku sudah pernah bilang kan kalau aku hilang ingatan
dan aku merasa ingatan itu sangat penting? Aku sudah mengingatnya sekarang.”
“benarkah? Lalu apa yang membuatnya terlihat begitu sangat
penting?”
“karena itu adalah ingatan tentang cinta pertamaku. Cinta
yang aku pendam sendirian. Cinta yang membuatku merasakan indah pahitnya
kehidupan. Dan cinta yang membuatku kehilangan ingatan tentangnya…” aku
mengehela nafas sebentar dan mencoba menenangkan jantungku yang berdegup
kencang mengingat Taemin.
“aku mencintainya seumur hidupku. Walaupun aku masih sangat
kecil saat itu tapi benar-benar sangat mencintainya. Dan cinta itu tetap
bertahan sampai saat ini meski aku pernah melupakannya. Jadi maafkan aku oppa,
aku benar-benar tidak bisa.” Aku menundukkan kepalaku , tidak cukup berani
memandangnya karena sudah aku tolak.
“aku tidak akan berpura-pura aku baik-baik saja sekarang
setelah menerima penolakanmu. Tapi aku tidak bisa menjadi egois hanya karena
ingin memilikimu seutuhnya. Aku ingin kau bahagia dan itu harus dibayar rasa
sakit hatiku. Tapi itu tak apa. Mencintai tak pernah bersyarat bukan? Dan aku
harus menerimanya. Terimakasih karena sudah mengajariku banyak hal selama ini.
Terimakasih.” Aku membelalak kaget mendengar ucapannya. Aku menatap matanya dan
menemukan kejujuran disana. Dia terlalu bak untuk aku sakiti seperti ini.
“mianhe opaa, jeongmal mianhe..”
“kau harus mendapatkan cintamu itu lagi. jangan buat aku
menyesal dan menarikmu kembali.”
“gomawo oppa, kau pasti akan mendapatkan wanita yang lebih
baik daripada aku. Pasti.”
LEE TAEMIN POV
Kemarin ia pingsan dan aku tidak bisa menolongnya. Aku harus
terjebak dalam pekerjaanku. Aiiish menyebalkan. Aku sangat khawatir ia
kenapa-napa.
Tapi kenapa aku harus merasa khawatir seperti ini? Bukankah
ada Kyuhyun hyung? Dia pasti sangat senang , idola para remaja seantero korea
sekarang menjadi kekasihnya. Aaaah JJINJA!!
“Taemin-ah…”
Sepertinya aku sudah mulai gila. Bahkan sekarang aku
berhalusinasi sedang dipanggil olehnya. Padahal aku kan sekarang sedang diatap
gedung SM, mana mungkin Hyunna ada disini.
“Taemin-ah…” terdengar suaranya lagi. sekarang aku
benar-benar harus menelfon rumah sakit jiwa, memeriksa tingkat kewarasanku.
“YA! Apa kau tuli?” bentak Hyunna dihadapanku dengan wajah
cemberut. Aku mundur beberapa lagkah karena kaget. Ternyata aku tidak gila
karena itu memang suara Hyunna. aku menghembuskan nafas lega.
“N..NEO! kau benar-benar Hyunna?”
“bukan! Yaiyalah Taemin! aku ini Hyunna, Park Hyunna.
memangnya siapa lagi?”
“bukannya kau sedang di rumah sakit?” tanyaku heran.
“aku baru saja pulang. Oh iya ada sesuatu yang ingin aku
katakan padamu,”
“hah? Mengatakan apa?”
“aku…aku mencintaimu.” Ucapnya lugas. DEG!
“aa..apa yang kau…bicarakan Hyunna?”
“ingatanku sudah kembali Taemin-ah, dan kau berbohong
padaku. Kau pasti sudah mengenaliku saat melihat fotoku. Dan kau tahu, aku
sangat senang bisa mengingatmu lagi.”
“jadi kau benar-benar
gadis yang selalu mengikutiku kemanapun? Gadis yang membuatku terbiasa
dengan kehadirannya? Gadis yang meninggalkanku secara tiba-tiba?” tanpa terasa
aku menetaskan airmata. Lebih tepat dibilang terharu.
“mianhe Taemin-ah, sebenarnya aku selalu mendekatimu saat
itu karena aku…menyukaimu. Eh ani tapi..mencintaimu. dan aku mau jujur padamu
sebelum aku mengetahui kalau kau….menyukai eonnieku. Aku kira aku sudah kalah
dan aku hanya berharap kau bahagia dengan eonnie ku, bahkan aku membuatkan kau
lagu perpisahan. Tapi ipodku hilang jadi aku tidak bisa memberikannya padamu.”
Aku tercengang dengan penjelasannya. Mencintaiku? Apa aku sedang bermimpi
sekarang? Dan bagaimana dia bisa tahu aku menyukai eonnienya?
“aku menguping pembicaraan kalian waktu itu. Dan mirisnya
adalah itu saat aku mau menyatakan perasaanku padamu.” Katanya seolah membaca
pikiranku. Tanpa disadari aku melangkahkah kakiku dan menarik tubuhnya dalam
pelukanku.
“mianhe Hyunna, mianhe. Maafkan aku yang terlambat menyadari
kehadiranmu. Maafkan aku yang mengacuhkanmu saat itu, maafkan aku.” Aku terus
meminta maaf padanya. Aku menyadari kesalahanku yang membuatnya menderita dalam
waktu yang tidak bisa dibilang sebentar.
“Taemin-ah, kau tidak salah. Aku saja yang bodoh.” Ujarnya
dengan tawa hambar. Aku mempererat pelukanku agar ia berhenti berpikiran bodoh
seperti itu.
“saranghae.” Kurasakan tubuhnya menegang dipelukanku.
“kau…menyukaiku?” tanyanya tak percaya.
“aku tidak menyukaimu, tapi mencintaimu. Bahkan aku
menunggumu kembali selama ini, jadi tolong jangan merasa bodoh lagi, oke?” aku
melepaskan pelukanku dan menatap matanya lembut. Ia sangat telihat cantik,
walaupun wajahnya sudah berubah tapi dia akan tetap menjadi Hyunna-ku.
“ne, nado saranghae.” Katanya malu-malu.
Aku memeluknya lagi dan mengecup keningnya. Aku
mendapatkannya kembali. My secret admirer^^
“oh ya, kalau yang kau maksud ipod mu itu berwarna biru dan
lagu yang kau ciptakan itu adalah lagu yang kau nyanyikan saat latihan pertama
kita, kau bisa mengambilnya di rumahku. Ku kira aku sedang beruntung karena
mendapat ipod gratis, ternyata itu milikmu hehe.”
“aiish kukira itu hilang,” aku tertawa geli melihatnya
misuh-misuh tak jelas seperti itu.
“jangan pernah pergi dariku lagi yaaa.” Aku menariknya lagi
ke dalam pelukanku.
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar